JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie mendukung wacana pembangunan perpustakaan terbesar se-Asia Tenggara yang digagas DPR. Wacana tersebut bergulir seiring dengan wacana pembangunan gedung baru di Kompleks Parlemen beberapa waktu terakhir.
"Kalau bikin perpustakaan itu satu hal yang sangat penting bagi satu bangsa yang berbudaya, bangsa yang ingin menghargai pembangunan dan teknologi," kata dia usai menghadiri Konvensi Nasional tentang Haluan Negara di Jakarta, Rabu (30/3/2016).
Menurut dia, perpustakaan yang hendak dibangun tak cukup hanya sekedar besar, tetapi juga lengkap dari sisi koleksi buku yang dimiliki. Di samping itu, perpustakaan itu juga harus dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat.
"Semua mahasiswa bisa mengaksesnya dengan baik, semua masyarakat bisa mengaksesnya dengan baik dan keluar juga pengetahuan segalanya," kata dia.
Wacana pembangunan perpustakaan terbesar se-Asia Tenggara muncul setelah Ketua DPR Ade Komarudin menerima sejumlah cendekiawan dan budayawan di Kompleks Parlemen, Selasa (22/3/2016).
Ade Komarudin meyakini bahwa kebijakan moratorium pembangunan gedung baru tidak akan berlaku untuk proyek gedung baru DPR.
Urusan anggaran tidak menjadi masalah karena, menurut dia, DPR dapat memodifikasi anggaran pembangunan gedung baru sebesar Rp 570 miliar yang sudah dialokasikan di APBN 2016.
(Baca juga: Ketua DPR: Saya Enggak "Ngerti" Lagi, DPR Mau Buat Perpustakaan Dituding Akal-akalan)
Gedung baru itu direncanakan terdiri dari perpustakaan umum terbesar se-Asia Tenggara serta ruang kerja bagi anggota DPR dan tenaga ahli.
Ada sekitar 600.000 koleksi buku yang akan disimpan di perpustakaan tersebut. Itu akan melebihi perpustakaan terbesar di Asia Tenggara saat ini, National Library of Singapore, yang memiliki 500.000 koleksi buku.