Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sri Rahayu Keluar dari "Cengkeraman" ISIS di Suriah

Kompas.com - 30/03/2016, 06:06 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebanyak 33 warga negara Indonesia berhasil dipulangkan dari Raqqah, Suriah, kembali ke Tanah Air. Raqqah dianggap sebagai pusat operasi kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Mereka dipulangkan ke Indonesia, pada Selasa (29/3/2016) pagi sekitar pukul 07.40 WIB.

Salah satu WNI yang dipulangkan yaitu Sri Rahayu binti Masdin Nur. Ia tinggal selama tiga tahun di kota tersebut, sebelum akhirnya berhasil keluar menuju kota Aleppo, Suriah.

Kemudian, pada 12 Maret 2016, Rahayu dievakuasi oleh Kedutaan Besar RI ke Damaskus.

Ia sempat menceritakan kisahnya keluar dari Suriah kepada wartawan saat melakukan konferensi pers di kantor Kementerian Luar Negeri RI yang dihadiri oleh Juru Bicara Kemenlu Armanatha Nasir dan Direktur Perlindungan WNI Lalu Muhammad Iqbal, Selasa (29/3/2016).

Sri menceritakan kondisi di Suriah, terutama di kota Raqqah tempat ia bekerja, sudah sangat tidak aman. Anggota ISIS mengambil rumah dan harta benda yang ditinggalkan oleh penghuninya untuk mengungsi.

"Rumah yang ditinggalkan oleh penghuninya diambil oleh anggota ISIS. Rumah majikan saya tidak, tapi kebanyakan rumah-rumah tetangga saya diambil oleh ISIS. Barang dan hartanya juga diambil," ucapnya.

Setelah merasa benar-benar tidak aman, ia lalu meminta pertolongan seorang temannya warga Suriah untuk menghubungi Kedutaan Besar Republik Indonesia agar membantunya keluar dari Raqqah.

Saat itu ia mengaku ingin segera pulang ke Indonesia tapi tidak mengetahui cara untuk menghubungi pihak KBRI. Akhirnya temannya bersedia untuk membantu.

Setelah berhasil terhubung, ia dijemput oleh seorang pengacara berkebangsaan Suriah utusan dari KBRI untuk keluar dari Raqqah dan menuju kota Aleppo.

Bukan perkara mudah untuk keluar dari kota Raqqah. Menurut penuturan Direktur Perlindungan WNI, tidak sembarang orang bisa keluar masuk dengan mudah di Raqqah.

Beruntung, KBRI memiliki seorang pengacara asal Suriah yang mau melakukan tugas evakuasi. Dia mempunyai akses untuk masuk ke Raqqah dan kenal dengan pihak ISIS maupun pemerintah.

Sri dan pengacara asal Suriah itu harus berjalan secara sembunyi-sembunyi melewati jalur pegunungan selama 6 hari.

Ia tidak bisa menggunakan jalur yang biasa digunakan karena beberapa titik perbatasan di Raqqah telah dijaga ketat oleh anggota ISIS bersenjata lengkap.

Ia pun harus menggunakan cadar untuk menutup mukanya dan mengaku sebagai istri dari pengacara tersebut apabila bertemu dengan orang lain.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Nasional
Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Nasional
Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com