Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Agama Terima Anugerah Saptawikrama untuk Ayahnya

Kompas.com - 25/03/2016, 17:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga seni dan budaya di Nahdlotul Ulama, Lesbumi NU, mengumumkan penghargaan Anugerah Saptawikrama kepada 5 tokoh dalam rangkaian acara Harlah ke 54 Lesbumi PBNU di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Jakarta, Kamis (24/3/2016.

Anugerah Saptawikrama untuk mendiang KH Saifuddin Zuhri, menteri agama di era Presiden Soekarno, diterima langsung oleh putranya, KH Lukman Hakim Saifuddin yang kini menjabat Menteri Agama RI di era Presiden Jokowi.

Sedangkan Anugerah Saptawikrama untuk mendiang H Usmar Ismail diterima oleh putra sulungnya, Nuredin Ismail, dan Anugerah Saptawikrama untuk mendiang H Asrul Sani diterima oleh istrinya, Mutiara Sani.

Anugerah Saptawikrama juga akan disampaikan kepada keluarga dua penerima lainnya yang berhalangan hadir, yaitu keluarga mendiang KH Wahab Chasbullah dan mendiang H Djamaluddin Malik.

"Ide awal perlu didirikannya lembaga seni dan budaya di tubuh NU berasal dari Kiai Wahab Chasbullah dan Kiai Saifuddin Zuhri. Lalu, diwujudkan oleh tiga serangkai pendiri Lesbumi yakni Djamaluddin Malik, Asrul Sani, dan Usmar Ismail," ujar Ketua Umum Lesbumi PBNU KH Agus Sunyoto dalam pernyataannya.

Menurut Ketua Panitia Pelaksana Peringatan Harlah ke 54 Lesbumi PBNU Candra Malik, Anugerah Saptawikrama adalah apresiasi tertinggi Lesbumi PBNU terhadap Insan Negeri Tercinta yang berkhidmat dan berkiprah dalam merawat dan mengembangkan kesenian dan kebudayaan yang mengukuhkan ciri khas, karakter, identitas, dan akar tradisi Nusantara yang - mengutip pidato Menteri Agama RI, KH Lukman Hakim Saifuddin - berbeda tetapi tidak bisa dipisahkan dengan agama, dalam hal ini Islam.

Lebih lanjut ia menyatakan, Pribumisasi Islam, yang dicetuskan oleh KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yang kemudian dikukuhkan dalam Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama di Jombang pada Agustus 2015 sebagai Islam Nusantara, pada akhirnya dimatangkan oleh Lesbumi PBNU dengan melahirkan Tujuh Strategi Kebudayaan Islam Nusantara atau yang lebih dikenal dengan sebutan Saptawikrama (Al Qowa'id As-Sab'ah), dalam Rakernas Lesbumi PBNU pada akhir Januari 2016.

"Kini, seluruh ikhtiar keislaman-kebangsaan itu kembali kepada setiap anak bangsa Nusantara, khususnya Muslimin, lebih khususnya Nahdliyin. Dalam mempertahankan jatidiri sebagai seorang Indonesia yang muslim, Saptawikrama dapat dijadikan sebagai rujukan, bahkan pegangan," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Agama RI KH Lukman Hakim Saifuddin juga menerima Piagam Saptawikrama yang menandai diterimanya Islam Nusantara secara resmi oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai rekomendasi Lesbumi Nahdlatul Ulama untuk menjaga dan mempertahankan ke-Indonesia-an kita.

Lesbumi didirikan oleh Nahdlatul Ulama di Bandung, Jawa Barat, pada 28 Maret 1962 dan dibidani oleh tiga serangkai Djamaluddin Malik, Asrul Sani, dan Usmar Ismail.

Ketua Dewan Penasihat Kebudayaan Lesbumi PBNU, KH Mustofa Bisri, menilai bahwa saat ini Lesbumi memasuki masa kebangkitan setelah mati suri di era Orde Baru.

"Lesbumi sebagai lembaga kesenian dan kebudayaan Nahdlatul Ulama diharapkan bisa menampilkan ciri Nahdlatul Ulama yang penuh kasih sayang, tidak menyebarkan kebencian, meneduhkan, tidak meresahkan, dengan kesenian dan kebudayaan yang luhur seperti pernah dicontohkan oleh pendahulu-pendahulunya," ungkap Gus Mus, sapaan akrab mantan Rais Aam PBNU ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com