Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Sopir Taksi, Derita Warga DKI, dan Rezeki Dadakan Ojek "Online"

Kompas.com - 22/03/2016, 11:47 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Tak sedikit warga Ibu Kota yang merasakan dampak dari aksi sweeping yang dilakukan para sopir taksi di beberapa ruas jalan protokol pada Selasa (22/3/2016) pagi.

Salah satu awak Kompas.com pun terkena dampaknya. Berniat menuju Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) di Jalan Medan Merdeka Barat, PPD 213 yang ditumpangi terpaksa berhenti di kawasan Karet. Sang sopir dan kernet tak berani melintas.

Kendaraan-kendaraan umum sebelumnya ditimpuki batu, katanya. Semua penumpang bus pun terpaksa turun dengan terburu-buru.

Dari kejauhan terlihat massa berserakan di jalanan. Tak jelas yang mereka lakukan. Sebagian dari mereka bahkan hanya ikut menonton.

(Baca: Tak Terima Temannya Di-"sweeping", "Driver" Go-Jek Serbu Sopir Taksi)

Menggunakan moda transportasi bus transjakarta juga tak banyak membantu. Akibat kepadatan lalu lintas yang luar biasa pagi ini, jarak antar bus transjakarta semakin panjang sehingga bus tak kunjung tiba di halte.

"Ada, tapi lama, Mbak. Kalau buru-buru, naik yang lain saja," ujar petugas transjakarta di halte.

Terlihat pula, sejumlah taksi diparkir di ruas Jalan Gatot Soebroto. Lalu lintas pun padat karena sejumlah kendaraan pribadi dan kendaraan umum lainnya berjejalan masuk ke ruas jalan yang sama.

Memasuki kawasan Sudirman, jalanan semakin dipadati taksi-taksi yang sopirnya berunjuk rasa. Tak hanya taksi, angkot dan bajaj ikut meramaikan. 

(Baca: "Metromini Saya Ditimpuk Batu, Langsung Saya Lari Selamatkan Diri...")

Setelah diturunkan dari bus PPD, para penumpang terpaksa melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki. Tak sedikit yang langsung merogoh sakunya dan mengambil telepon selulernya. Berkeluh kesah karena perjalanannya terhambat.

Jalan semakin dekat menuju Bundaran HI, jalanan semakin lengang. Kendaraan yang berdemo pun tak sampai wilayah tersebut. Karena ruas jalan diblokade, praktis ruas jalan Sudirman-Thamrin lengang. Hanya sejumlah kendaraan pribadi yang lewat. Itu pun bisa dihitung jari.

Rezeki ojek "online"

Meski fasilitas ojek online tengah diprotes, bukan berarti rezeki tak mengalir bagi pengemudi ojek online ini.

Seperti Zaifullah. Pengendara GrabBike ini mengaku justru mendapatkan pesanan dua kali lipat lebih banyak daripada biasanya.

"Sudah 10 orang. Biasanya jam segini paling cuma lima," kata Zaifullah.

Ia mengaku sudah bersiap sejak pukul 05.00. Ia pun bersyukur telah mendapatkan 10 penumpang hingga sekitar pukul 10.00 ini.

Menurut Zaifullah, perusahaannya mengimbau para pengemudi ojek online-nya agar tak mengenakan atribut sejak pukul 06.00 hingga 18.00 WIB.

"Teman-teman banyak yang memilih enggak keluar. Saya saja ini dari Gedung Indosat," tutur dia.

Kompas TV Pro dan Kontra Angkutan "Online" (Bag. 2)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com