JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Dewan Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid mengatakan bahwa partainya menatap Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 dengan optimistis. PKS meyakini semua pasangan calon memiliki peluang yang sama dalam kontestasi tersebut.
Hidayat menjelaskan, PKS berkaca pada fenomena Pemilihan Gubernur DKI 2012. Saat itu, pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama berhasil mengalahkan calon petahana Fauzi Bowo yang diunggulkan dalam banyak hasil survei.Menurut Hidayat, hal ini juga akan berlaku dalam Pilgub DKI 2017. Bakal calon petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, kata Hidayat, belum tentu unggul dalam perolehan suara meski popularitas dan elektabilitasnya saat ini menjulang tinggi.
"Pak Fauzi Bowo itu persentase keterpilihannya dari lembaga survei di atas 43 persen dan ketika Pak Jokowi-Ahok masuk pada masa pencalonan itu, persentasenya baru 7 persen. Ternyata bisa berkembang," ujar Hidayat saat dihubungi, Sabtu (19/3/2016).
Hidayat menambahkan, PKS tak menjadikan elektabilitas sebagai satu-satunya indikator dalam menentukan figur yang akan didukung dalam Pilgub DKI. Indikator penting yang juga dijadikan pertimbangan adalah rekam jejak figur tersebut.
"Bagi kami, semua kandidat memiliki peluang yang sama, berkaca pada Pilgub 2012 itu," ujarnya.
PKS saat ini hanya memiliki 11 kursi di DPRD DKI Jakarta. Oleh karena itu, PKS perlu berkoalisi agar bisa ikut dalam Pilgub DKI Jakarta 2017.
Keputusan PKS terkait koalisi dalam Pilgub DKI Jakarta masih dalam tahap penjajakan dengan beberapa partai politik. Nama-nama figur yang masuk radar penjaringan juga disampaikan dalam penjajakan koalisi tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.