Parpol harus introspeksi mengapa masyarakat lebih menyukai calon independen dibandingkan yang diusung oleh partai.
(Baca: Adhyaksa Dault: Ahok Independen, Independen dari Hongkong)
"Saya rasa partai politik (parpol) harus instrospeksi diri sendiri mengapa rakyat suka memilih yang independen, mengapa bukan calon partai," kata Syafii, di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Kamis (17/3/2016).
Pendiri Maarif Institute itu, mengemukakan, munculnya dukungan terhadap calon kepala daerah dari jalur perseorangan dapat dimaknai bahwa fungsi parpol sebagai penyalur aspirasi rakyat sudah tidak berjalan.
Selain itu, menurut dia, praktik politik transaksional juga menjadi penghambat tujuan utama partai sebagai pilar utama demokrasi.
"Politik transaksional sudah mewabah, itu salah satu penyakit demokrasi kita," ujar Syafii.
Dengan kondisi ini, ia menyarankan partai politik memberikan pendidikan politik untuk anggotanya.
(Baca: Peneliti LSI: Calon Independen Sinyal Masyarakat Jenuh Parpol)
Pimpinan pusat parpol perlu memberikan peluang untuk pengurus partai di daerah agar mandiri tanpa banyak dicampuri, termasuk urusan pemilihan kepala daerah.
Ia menekankan, langkah yang ditempuh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), untuk maju dalam Pemilihan Gubernur DKI 2017 melalui jalur perseorangan adalah konstitusional dan tidak perlu dipermasalahkan.
"Langkah Ahok sah-sah saja. Sah menurut Undang-Undang (UU) dan Mahkamah Konstitusi (MK) juga membolehkan," kata Syafii.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.