JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irjen (Pol) Tito Karnavian mewacanakan deradikalisasi teroris-teroris kelas kakap di Indonesia.
Tito mengatakan, selama ini mereka tergolong sebagai sosok dengan pemahaman ideologi yang telah mapan.
Namun, bukan tak mungkin mereka meninggalkan pemikiran garis kerasnya dan kembali ke kehidupan normal.
"Bisa berhasil, bisa tidak. Ada beberapa yang berhasil, tetapi saya tidak mau sebutkan nama. Treatment-nya harus khusus," ujar Tito ketika ditemui di Kantor Kemenko Polhukam, Kamis (17/3/2016).
Tito menyebut beberapa teknik deradikalisasi bagi teroris kelas kakap, yakni dengan cara moderasi dan pembatasan komunikasi.
Tito merasa perlu memfokuskan deradikalisasi bagi teroris kelas kakap. Sebab, pengalaman beberapa waktu terakhir menunjukkan bahwa aksi teror di Indonesia justru dirancang dari balik sel.
Dia menyebut dua contoh kasus, yakni latihan militer di Aceh pada 2004 silam yang direncanakan di LP Cipinang. Latihan itu diduga melibatkan Abubakar Baasyir.
Selain itu, ada juga serangan teror di Thamrin pada 14 Januari 2016 yang diduga dirancang di Lapas Nusakambangan oleh Aman Abdurrahman dan Iwan Darmawan Mutho alias Rois.
"Artinya, ada sesuatu yang tidak berjalan. Rehabilitasi mereka-mereka itu tidak efektif. Karena itu, perlu perbaikan rehabilitasi," ujar Tito.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.