Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amir Syamsuddin: Partai yang Dicap Korup Tak Layak Didukung

Kompas.com - 15/03/2016, 19:28 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Selain pemerintah, lembaga penegak hukum, dan komponen masyarakat sipil, partai politik juga seharusnya memiliki peran dalam upaya-upaya pemberantasan korupsi.

Namun, faktanya, banyak koruptor yang muncul dari partai politik. Selain itu, setiap ada kader yang menjadi tersangka korupsi, serta-merta ada upaya defensif dari partainya, bahkan cenderung membela mati-matian.

Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsudin tidak memungkiri bahwa banyak partai terindikasi memberikan dukungan terhadap koruptor.

Partai-partai seperti itu membuat tingkat kepercayaan masyarakat terhadap parpol menjadi menurun.

"Saat ini tingkat kepercayaan kepada parpol memang sangat rendah. Partai yang terindikasi melindungi koruptor layak ditampik oleh masyarakat," ujar Amir di Jakarta, Selasa (15/3/2016).

Berangkat dari fakta tersebut, parpol harus membuat kebijakan yang sesuai dengan semangat pemberantasan korupsi dan mau membuat komitmen bersama.

Hal ini diperlukan mengingat kader-kader dari partai merupakan calon pemimpin yang akan menduduki jabatan di pemerintahan.

Seharusnya parpol langsung melakukan pemecatan bila ada kadernya yang menjadi tersangka dan sepenuhnya menyerahkan proses hukum kepada lembaga penegak hukum.

"Dengan begitu, parpol bisa berharap mendapat dukungan dari masyarakat," ujarnya.

Selain itu, ia mengingatkan bahwa masyarakat pun harus memberi perhatian terhadap setiap tindakan yang dilakukan oleh partai politik agar partai-partai seperti itu tidak bisa berkuasa.

"Partai yang dicap korup tak layak lagi didukung oleh masyarakat," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Presiden Dipilih MPR, Gerindra: Rakyat Capek atau 'Happy' dengan Gaya Sekarang?

Soal Presiden Dipilih MPR, Gerindra: Rakyat Capek atau "Happy" dengan Gaya Sekarang?

Nasional
Ditopang Produksi Domestik, Produksi Minyak Pertamina 2023 Meningkat 8 Persen

Ditopang Produksi Domestik, Produksi Minyak Pertamina 2023 Meningkat 8 Persen

Nasional
Persiapan dan Penyesuaian Doktrin TNI AU yang Adaptif Seiring Modernisasi Alutsista

Persiapan dan Penyesuaian Doktrin TNI AU yang Adaptif Seiring Modernisasi Alutsista

Nasional
Fahri Hamzah: Kalau Presiden Dipilih MPR, Pilpres Harus Berbasis 'Electoral College' Seperti di AS

Fahri Hamzah: Kalau Presiden Dipilih MPR, Pilpres Harus Berbasis "Electoral College" Seperti di AS

Nasional
PSI Serahkan Kasus Narkoba Ketua DPD Batam ke Polisi

PSI Serahkan Kasus Narkoba Ketua DPD Batam ke Polisi

Nasional
Relawan Dorong Anies Dipasangkan dengan Andika di Pilkada DKI Jakarta

Relawan Dorong Anies Dipasangkan dengan Andika di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Prabowo Apresiasi Turkiye soal Komitmen Kerja Sama Pertahanan

Prabowo Apresiasi Turkiye soal Komitmen Kerja Sama Pertahanan

Nasional
PSI: Tak Ada Urgensi untuk Amendemen UUD 1945

PSI: Tak Ada Urgensi untuk Amendemen UUD 1945

Nasional
MK Minta Pemilu Ulang di TPS Perusahaan Perkebunan di Riau karena Jumlah Buruh Janggal

MK Minta Pemilu Ulang di TPS Perusahaan Perkebunan di Riau karena Jumlah Buruh Janggal

Nasional
Publik Marah soal Tapera, Basuki: Saya Menyesal, Enggak Nyangka

Publik Marah soal Tapera, Basuki: Saya Menyesal, Enggak Nyangka

Nasional
Soal Motif Penguntitan Jampidsus, Kejagung: Tanyakan ke Polri, Siapa di Belakangnya

Soal Motif Penguntitan Jampidsus, Kejagung: Tanyakan ke Polri, Siapa di Belakangnya

Nasional
KPU Mulai Simulasi E-Coklit untuk Pilkada 2024

KPU Mulai Simulasi E-Coklit untuk Pilkada 2024

Nasional
Gus Yahya Larang Anggota Pakai Identitas NU untuk Kampanye Pilkada

Gus Yahya Larang Anggota Pakai Identitas NU untuk Kampanye Pilkada

Nasional
Respons Bamsoet, Fahri Hamzah Sebut Pembenahan Sistem Politik Tak Bisa Tambal Sulam

Respons Bamsoet, Fahri Hamzah Sebut Pembenahan Sistem Politik Tak Bisa Tambal Sulam

Nasional
Indonesia Dikalahkan Irak, Erick Thohir: Masih Ada Peluang

Indonesia Dikalahkan Irak, Erick Thohir: Masih Ada Peluang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com