Arthur mengatakan, Siyono meninggal akibat luka di kepala bagian belakang karena benturan benda tumpul.
"Penyebab kematian adalah terjadi pendarahan di belakang kepala akibat benturan benda tumpul," ujar Arthur di Mabes Polri, Jakarta, Senin (14/3/2016).
Selain itu, ada pula luka memar di daerah wajah, tangan, dan kaki Siyono. Penyebab luka tersebut karena terjadi perkelahian antara Siyono dan petugas polisi yang membawanya menuju bungker penyimpanan senjata.
(Baca: Siyono, Terduga Teroris Asal Klaten Dikabarkan Meninggal di Jakarta)
Mulanya, Siyono memukul polisi yang hanya sendirian mengawal di mobil. Polisi melakukan perlawanan dan memukul balik Siyono. Namun, bagian kepala Siyono terbentur sesuatu hingga tidak sadarkan diri.
"Itu terjadi karena yang bersangkutan menyerang petugas dan kondisi satu lawan satu. Langsung kita bawa ke rumah sakit, tetapi tidak tertolong," kata dia.
Anggota polisi yang bergulat dengan Siyono pun mengalami luka-luka. Ia langsung dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara di Yogyakarta dan langsung dilakukan visum.
(Baca: Geledah Terduga Teroris, Densus 88 Amankan Tumpukan Kertas)
Dari hasil visum, diketahui bahwa anggota tersebut mengalami memar di pelipis mata sebelah kiri serta luka gores di tangan dan leher.
Sementara itu, Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Anton Charliyan menyesalkan terjadinya peristiwa itu. Ia menegaskan bahwa meninggalnya Siyono murni akibat kecelakaan karena adanya perlawanan, bukan sengaja melakukan penganiayaan.
Siyono ditangkap oleh pasukan Densus Antiteror Mabes Polri di rumahnya di Dukuh Brengkungan, Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Rabu (9/3/2016). Polisi menduga Siyono menduduki posisi vital di kelompok Neo Jamaah Islamiah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.