"Selamanya kita tidak pernah menutup pintu. Yang meninggalkan PDI-P kan Pak Ahok. Pintu tetap terbuka, tetapi dia yang pergi, mau bagaimana?" ujar Andreas seusai acara diskusi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (10/3/2016).
Kalaupun Ahok nantinya memutuskan mau kembali didukung PDI-P, mekanisme partai akan tetap dijalankan, mulai dari mekanisme proses penjaringan, melalui beberapa tahapan, hingga akhirnya berakhir pada keputusan apakah kandidat tersebut akan diusung atau tidak.
(Baca: Cibiran Pedas Elite PDI-P untuk Kepercayaan Diri Teman Ahok)
Namun, Andreas tetap menghargai proses yang berjalan baik melalui jalur partai politik maupun perseorangan. Masyarakat, kata dia, juga akan menilai konsistensi Ahok sebagai calon gubernur.
"Tahun 2012 dia didukung PDI-P dan Gerindra. Ketika Jokowi jadi presiden, PDI-P back up dia (Ahok) agar bisa berpasangan dengan Djarot," kata Andreas.
(Baca: Ahok: Kalau "Nyagub" lewat Partai Bisa-bisa Rp 100 Miliar Enggak Cukup)
Sebelumnya, Ahok menegaskan, pilihannya maju lewat jalur independen bukan berarti menutup peluang bagi parpol untuk mendukungnya.
Partai yang ingin mendukung Ahok bisa saja mengikuti jejak Partai Nasdem yang sudah lebih dulu menyatakan dukungan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.