Dia menyerahkan sepenuhnya jadi atau tidak pelaksanaan munas kepada Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Bali, Aburizal Bakrie.
"Sejauh untuk urusan partai, saya ikhlas saja meski saya sudah keliling dan capek itu menjadi tanggung jawab saya sendiri," kata Mahyudin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (8/3/2016).
Mahyudin menilai, pasca-putusan Mahkamah Agung yang memenangkan Munas Bali beberapa waktu lalu, nasib pelaksanaan munas sepenuhnya ada di kepengurusan yang dipimpin Aburizal tersebut.
(Baca: Musyawarah Nasional Partai Golkar Mundur sampai Mei)
Pelaksanaan munas tidak lagi harus berpegang pada SK Menkumham yang memperpanjang Munas Riau 2009.
Kendati demikian, Mahyudin tetap berkeyakinan bahwa Aburizal akan ikhlas untuk tetap menggelar munas. Terlebih lagi, forum rapimnas di bawah kepengurusan Munas Bali yang sebelumnya digelar sudah memutuskan akan melaksanakan munas.
Namun, dia mengakui waktu dan tempat pelaksanaan munas hingga saat ini belum jelas.
"Ada info hasil pertemuan DPD I dengan Aburizal, munas akan dilakukan 27 Mei. Tetapi, saya sempat ketemu Aburizal juga, katanya munas akan digelar setelah puasa," ujar Wakil Ketua MPR ini.
(Baca: Putusan MA Buyarkan Rencana Munas Golkar)
Terlepas jadi atau tidaknya munas, lanjut Mahyudin, hal yang terpenting saat ini adalah langkah Kementerian Hukum dan HAM untuk terlebih dahulu mengesahkan Munas Bali karena sudah mendapat pengakuan dari MA.
Dia yakin proses rekonsiliasi di internal tetap akan berjalan dan Menkumham Yasonna H Laoly tidak perlu mencampurinya.
"Saya yakin Aburizal akan melakukan rekonsiliasi karena tidak mungkin Aburizal menghancurkan Golkar," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.