"Karena di dalam sejarah itu digambarkan, justru ketika gubernurnya orang Betawi, kebudayaan Betawi itu malah mengalami stagnansi, bukan kemajuan," kata Rizal di forum diskusi, Jakarta, Minggu (6/3/2016).
Rizal tak mempermasalahkan jika orang dari etnis Betawi sedikit untuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta. Alasannya, tak ada kaitannya antara cagub dari Betawi dan nasib kebudayaannya.
"Justru ketika gubernurnya bukan orang betawi, seperti Bang Ali (sapaan Ali Sadikin), itu dia serius mengelola orang Betawi dan butuh kesadaran bahwa Jakarta butuh identitas kultural," kata Rizal.
Namun, Rizal kembali menyebut bahwa belum ada jaminan pula jika Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bisa memperjuangkan budaya Jakarta.
"Ketika Jokowi (mantan Gubernur DKI Jakarta) jadi Presiden (Indonesia), Ahok maju jadi gubernur, kita juga melihat hal yang sama dengan gubernur (asal) Betawi sebelumnya, Foke (Fauzi Bowo), mengalami stagnansi," kata Rizal.
Ia malah melihat terkesan ada pengikisan kebudayaan Betawi selama Ahok memimpin. Hal ini terlihat pada kebudayaan Betawi pesisir atau maritim.
"Ini menyedihkan karena Jokowi deklarasi jadi presiden justru di rumah Si Pitung, di Betawi pesisir, dan merayakan kemenangan di Sunda Kelapa," kata Rizal.
Namun, hingga kini, tak ada perubahan di daerah Betawi pesisir. Malahan, persoalan reklamasi di Teluk Jakarta yang merugikan masyarakat pesisir tak digubris.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.