Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Marwan Berdalih Kritik Garuda Bukan soal Ditinggal Pesawat

Kompas.com - 25/02/2016, 22:11 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar membantah telah mengkritik maskapai Garuda Indonesia karena tertinggal penerbangan.

Kritik itu dilontarkan karena pelayanan maskapai milik pemerintah tersebut dinilai mengecewakan. Hal itu dikemukakan Staf Khusus (Stafsus) Marwan Jafar, Iman Syukri, dalam pernyataan yang diterima Kompas.com, Kamis (25/2/2016).

Iman mengatakan, rombongan Marwan kemarin bersedia menunggu dan tak melayangkan protes meski tertinggal pesawat saat akan bertolak ke Yogyakarta.

"Bahkan kami sangat siap menunggu pada penerbangan selanjutnya," katanya.

Iman mengakui bahwa Marwan tertinggal penerbangan Garuda karena terlambat datang. Akibatnya, jadwal acara di Yogyakarta yang seharusnya dihadiri juga menjadi molor.

Marwan seharusnya terbang pukul 08.05, tetapi ia baru tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 08.00 WIB. Karena memahami keterlambatan, Marwan disediakan penerbangan pengganti pada pukul 10.05 WIB. Namun, menurut Iman, penerbangan pengganti ini juga mengalami penundaan.

"Tidak sebentar. Penerbangan ditunda hingga satu jam lebih," ujarnya.

Alhasil, penerbangan baru bisa dilakukan pada pukul 11.05 WIB. Padahal, dalam jadwal, acara Marwan di Yogyakarta pukul 10.00. Dalam keterangan tertulisnya kemarin, gara-gara penundaan itu, beberapa agenda dibatalkan.

Iman menambahkan, penundaan bukan hanya terjadi saat keberangkatan. Saat pulang dari Yogyakarta menuju Jakarta, penerbangan juga mengalami keterlambatan (delay).

Karena itu, Iman menilai hal yang wajar jika Marwan melancarkan kritik pedas pada Garuda Indonesia selaku maskapai pelat merah.

"Delay ini yang jadi konsen kami, ini kan maskapai milik negara yang harus berkembang dan maju," kata Iman.

Kicauan Marwan

Menanggapi kritik yang justruk berbalik terhadapnya, Marwan pun berkicau di Twitter.

Melalui akun @marwan_jafar pada pukul 14.39, Marwan menuliskan, "Wong saya protesnya karena pelayananya kurang bagus, kok kalian protesnya ke mana-mana, Piye toh".

Kicauan Marwan ini mendapat beragam komentar dari para netizen. Banyak di antara mereka yang tetap meminta agar Marwan datang tepat waktu dan tidak menyalahkan Garuda Indonesia.

"Lain kali datangnya lebih awal dong pak mentri," tulis @qchonx.

"kalau pelayanan @IndonesiaGaruda dibilang ga bagus yg bagus maskapai mana pak Menteri?" tulis @Johanes_Chandra.

Secara tidak langsung, Sekretaris Kabinet Pramono Anung juga bersuara soal topik hangat protes terhadap Garuda Indonesia ini. Meski tidak menunjuk pejabat yang dimaksud, Pramono mengaku heran dengan adanya pejabat yang meminta pelayanan lebih.

"Hari gini koq masih ada pejabat yg minta dilayani berlebihan, sudah ngga jamannya. Kalau terlambat ya ditinggal saja #Garudaku," tulis Pramono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com