JAKARTA, KOMPAS.com - Peringkat Indonesia dalam Global Competitiveness Index atau indeks persaingan dunia mengalami penurunan tahun lalu.
Pada 2015, Indonesia menempati posisi 37, turun dari posisi 34 di penilaian sebelumnya.
Menurut Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, hal ini merupakan imbas dari lemahnya daya saing angkatan kerja Indonesia saat ini.
Lemahnya daya saing tersebut tidak lepas dari kualitas sumber daya manusia yang masih rendah dan kurangnya dukungan ilmu pengetahuan serta teknologi.
"Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun ini diberlakukan. Persaingan tidak mungkin dihindari," ujar Menteri Puan dalam sebuah seminar Revolusi Mental di Auditorium Fakultas Psikologi UI, Depok, Jumat (19/2/2016).
"Selain pembangunan infrastruktur, pemerintah juga akan fokus pada peningkatan SDM," kata dia.
Tidak hanya pemerintah, seluruh elemen masyarakat termasuk akademisi perguruan tinggi pun diharapkan membantu masyarakat dalam menghadapi ekonomi global.
Perguruan tinggi harus bisa mencetak angkatan kerja yang memiliki kualitas dan skill yang baik. Puan juga mengatakan, melalui pendidikan tinggi, rendahnya kualitas tenaga kerja indonesia bisa ditingkatkan.
"Perguruan tinggi seharusnya bisa berperan menciptakan angkatan kerja yang miliki kemampuan. Saya melihat angkatan kerja saat ini kurang inovasi," kata dia.
Puan berharap, bonus demografi yang saat ini terjadi di Indonesia jangan sampai berubah menjadi bencana demografis.
"Bencana demografis jangan sampai terjadi. Saya mendapat data dari BPS, persentase penduduk Indonesia yang hanya sampai Sekolah Menengah Pertama sebesar 65 persen," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.