Tim sukses bakal calon ketua umum Golkar Ade Komarudin, Bambang Soesatyo, memastikan pihaknya tidak menjanjikan uang kepada DPD II Golkar yang memberikan dukungan.
"Tidak ada. Uang dari mana? Mending nyumbang masjid dan anak yatim biar didoakan selamat dunia akherat," kata Bambang saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (18/2/2016).
Bambang menilai, pernyataan Nurdin tidak perlu ditanggapi serius karena belum ada bukti soal itu. Nurdin juga tidak berani menyebut siapa pengurus DPD II dan calon ketua umum yang dimaksud.
(Baca: Nurdin: DPD II Golkar Dijanjikan 10.000 Dollar Singapura untuk Beri Surat Dukungan)
Soal politik uang jelang Musyawarah Nasional Golkar ini, Bambang mengaku sudah mendengarnya. Namun, dia tidak bisa memastikan kebenarannya sehingga tak mau asal bicara.
"Saya juga mendapat informasi ada caketum yang bagi-bagi uang mulai Rp 5 juta hingga 20.000 dolar AS dan menjanjikan Rp 1-2 miliar rupiah satu suara saat pemilihan nanti. Entah benar entah tidak, namanya juga rumor atau informasi. Kenapa harus panik. Santai saja," ucap dia.
Kendati membantah soal bagi-bagi uang, namun Bambang mengakui pihaknya sudah mengumpulkan surat dukungan dari DPD I dan II.
(Baca: Kepanitiaan Munas Golkar Ditentukan Akhir Bulan Ini)
Saat ini, kata dia, surat dukungan yang berhasil dikumpulkan sudah melebihi 30 persen atau minimal syarat yang diatur dalam AD/ART untuk maju sebagai ketum Golkar.
"Mereka spontan menyerahkan dukungan karena itu perintah AD/ART. Tanpa paksaan dan iming-iming," ucap Bambang.
Ketua DPD I Partai Golkar sebelumnya berkumpul di kediaman Nurdin Halid selaku Plt Ketua DPD I Partai Golkar Sumatera Utara, Rabu (17/2/2016).
Menurut Nurdin, pertemuan tersebut digelar karena ada dugaan politik uang yang dilakukan caketum Golkar. Hal tersebut diketahui dari pengakuan seorang pengurus DPD II yang ditawarkan 10.000 Dollar Singapura atau sekitar Rp 95 Juta.
(Baca: Nurdin Halid: Bambang Soesatyo Orang Baru di Golkar, Jangan Asal "Ngomong")
Dalam pertemuan tersebut disepakati para calon ketua umum dipersilahkan melaksanakan silaturahmi atau penyampaian visi misinya kepada DPD II Golkar se-Indonesia, namun harus di bawah kendali dan koordinasi DPD I Golkar.
Apabila ada DPD II Golkar yang melakukan komunikasi dengan caketum tanpa sepengetahun DPD I Golkar, maka DPD I Golkar diwajibkan melakukan tindakan organisasi sesuai AD/ART.
Selain itu, DPD I dan II Golkar dalam menerima sosialisasi dari Caketum, tidak dibenarkan membuat atau memberikan surat dukungan. Pertemuan itu kemudian diprotes oleh Bambang Soesatyo karena dianggap mengintimidasi pengurus daerah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.