Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Patahkan Stigma Buruk terhadap ODHA, Gareng Jalan Kaki Keliling Indonesia

Kompas.com - 11/02/2016, 18:49 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Seorang pria berbaju putih dan bercelana pendek berdiri di depan puluhan siswa MAN Genteng, Kabupaten Banyuwangi.

Tiba-tiba pria itu menyalami beberapa anak yang duduk di hadapannya dan mengajukan sebuah pertanyaan kepada para siswa.

"Kalian percaya jika saya adalah ODHA? jika iya apa kalian tidka takut bersalaman dengan saya," tanyanya yang disambut jawaban tidak percaya.

"Saya menjadi ODHA sejak 2011," katanya dengan lugas dan disambut tepuk tangan para siswa yang hadir di MAN Genteng, Kamis (11/2/2016).

Wijianto (35)  alias Gareng mempunyai misi mulia yaitu keliling Indonesia untuk mematahkan stigma negatif di masyarakat terhadap para ODHA.

Selama ini sebagian besar masyarakat menganggap para ODHA berpenyakitan, tidak bisa kemana-mana dan tidak bisa melakukan aktivitas normal seperti orang lainnya.

"Saya hadir di depan adik-adik semua ini untuk membuktikan bahwa ODHA sama dengan yang lainnya. Masih sehat dan bisa jalan kaki keliling Indonesia," jelas bapak satu anak tersebut.

Perjalanan Gareng di mulai sejak 7 November 2015 tepat pada ulang tahunnya yang ke-34. Ia berangkat dari Jakarta seorang diri dengan membawa bekal tiga lembar kaos, dua celana pendek, yang ia masukkan dalam ransel warna merah abu-abu.

Dia membawa selembar spanduk kecil yang bertuliskan "Langkak Kaki Jelajah Negeri, Cegah Penularan HIV dukung orang yang terinfeksi".

Dia juga menyelipkan bendera merah putih di tas punggungnya.

"Target perjalanan saya adalah dua tahun dan akan melanjutkan perjalanan ke Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi, Maluku Papua, Sumatra serta Kalimantan," kata Gareng yang tiba di perbatasan Kabupaten Jember dan Banyuwangi, Rabu (10/2/2016) malam.

Untuk menuju pusat kota Banyuwangi ia masih harus berjalan kaki sejauh 65 kilometer. Ditargetkan pada Jumat (12/2/2016) ia sudah ada di Pelabuhan Ketapang untuk menyeberang ke Pulau Bali.

Kepada Kompas.com, Gareng mengaku sejak memulai perjalanannya dari Jakarta hingga perbatasan Banyuwangi ia sudah jalan kaki sejauh lebih dari 1.500 kilometer dan sudah menghabiskan tiga pasang sepatu.

"Rata rata bagian tumitnya bolong jadi biasanya cari sepatu yang bagian belakangnya agak tebal," kata dia.

Gareng melanjutkan, dia selalu menolak diantar dengan menggunakan kendaraan bermotor. Alasannya dia ingin menikmati setiap jengkal tanah Indonesia.

Selain membawa tiga potong baju dan dua celana pendek, Gareng juga membawa surat keterangan dari KPA Pusat, buku catatan serta ARV (obat anti-retroviral) yang dikonsumsi para pengidap virus HIV.

"Jika sewaktu waktu ARV habis saya bisa menyambangi rumah sakit yang saya lalui serta melihat bagaimana pelayanan mereka kepada ODHA seperti saya. Baik atau buruk perlakuannya," katanya.

Untuk kesehatannya dia dipantau langsung dokter pribadi dari Yayasan Pelita Ilmu melalui telepon selulernya.

"Tiap sebulan sekali saya selalu ditelepon ditanya bagaimana kondisinya. Alhamdulilah sehat seperti yang sekarang dilihat," ungkapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com