Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Novel Baswedan: Saya Merasa Lebih Banyak Manfaat bila Ada di KPK

Kompas.com - 10/02/2016, 19:41 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan, tidak khawatir atas proses hukum yang dijalaninya. Ia tawakal dan menyerahkan masa depannya kepada Yang Maha Kuasa.

"Semua itu ada takdirnya. Mengapa saya harus pusing dengan masa depan," ujar Novel melalui pesan singkat, Rabu (10/2/2016).

Novel merupakan tersangka kasus dugaan penganiayaan terhadap pelaku pencurian sarang burung walet hingga meninggal dunia pada 2004. Saat itu Novel bertugas di Polrestra Bengkulu.

Perkara yang melibatkan Novel ini telah dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Bengkulu, tetapi kejaksaan setempat menarik berkas perkara itu. Tidak diketahui apakah penarikan berkat itu untuk disempurnakan atau menghentikan proses hukumnya.

Menanggapi itu, Novel menyerahkannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

"Itu bukan pasrah, tapi tawakal kepada Allah yang merupakan kewajiban bagi muslim," kata Novel.

Sempat muncul wacana bahwa pimpinan KPK menawarinya posisi di badan usaha milik negara agar kasusnya berhenti. Namun, Novel menolak tawaran itu. Ia memilih tetap mengabdi di lembaga antirasuah itu.

"Sederhana saja, ketika kita tahu betapa dahsyatnya korupsi di Indonesia, kemudian merasa punya pengetahuan dan pengalaman, maka bagi saya merupakan kewajiban untuk berjuang bersama dalam rangka pemberantasan korupsi tersebut," kata Novel.

"Saya merasa lebih banyak manfaat bila ada di KPK," kata dia.

Sementara itu, Tim Advokasi Antikriminalisasi (Taktis) yang menjadi kuasa hukum Novel mendesak agar kejaksaan menghentikan proses hukum terhadap Novel.

Taktis menilai bahwa kasus Novel tidak layak diteruskan ke pengadilan sebab merupakan bentuk kriminalisasi yang dilakukan penegak hukum. Hal tersebut diperkuat dengan rekomendasi Ombudsman RI yang menemukan banyak maladministrasi dalam kasus hukum yang dijalani Novel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com