Indikator paling mudah adalah frekuensi dua sosok ini tampil di media demikian kontras. Di bawah kepemimpinan Buwas --sapaan Budi Waseso-- Bareskrim lebih sering mewarnai lembar koran serta layar kaca.
Sementara ketika dipimpin Anang, baik Bareskrim atau Anang sendiri relatif jarang lagi muncul di media. Lantas, ke mana Kabareskrim sekarang? Mengapa dia jarang mau lama-lama di depan kamera pewarta? Dan yang paling penting, bekerjakah penyidik Bareskrim saat ini?
"Saya itu mempersiapkan anak buah. Menyemangati, mempersiapkan bekal kemampuan, pengetahuan, moralitas. Itu saya lakukan dan dengan duduk-duduk di sini saja, saya bisa berhasil terus," ujar Anang ketika berbincang dengan Kompas.com di kantornya, Kamis (4/2/2016).
Prinsip Anang, pimpinan penyidik seperti dirinya memang tak perlu banyak "manggung". Di institusi Mabes Polri, menurut dia, sudah ada Divisi Humas yang berperan tampil di media massa membawa atau menjelaskan kabar apapun seputar korps berbaju cokelat tersebut.
"Saya ingin semua berperan apa adanya. Sesuai dengan tugas, pokok dan fungsinya masing-masing," ujar Anang.
Anang pun enggan terlibat dalam penegakan hukum secara fisik yang dilakukan oleh anak buahnya, misalnya penangkapan, penggerebekan atau penggeledahan.
"Yang nangkepin itu ya penyidik, bukan saya. Tak mungkin saya sendirian nangkepi penjual ginjal, penjual gading gajah, penimbun sapi. Tugas saya 70 persen adalah mempersiapkan sumber daya manusia," lanjut dia.
Yang penting, dia memastikan anak buahnya bekerja sesuai "rule" dan memberikan rasa adil, kepastian hukum serta berkontribusi pada pembangunan bangsa.
Bahkan, Anang tidak mempersoalkan jika ada anak buahnya yang lebih tenar daripada dirinya. Menurut mantan kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) itu, anak buahnya bisa tampil di media massa dan mendapatkan apresiasi publik merupakan penghargaan dari dirinya karena bekerja dengan baik.
"Jika mereka berhasil, itu ya buat mereka. Tapi keberhasilan mereka itu berkontribusi juga bagi kepemimpinan saya. Itu saja," ujar Anang.
Sejauh ini, Anang pun meyakini bahwa anak buahnya menyelesaikan tugas dengan baik, meskipun kadang tidak masuk halaman depan surat kabar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.