JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo perlu bersungguh-sungguh mewujudkan komitmennya untuk memberantas korupsi. Jokowi juga diminta tegas mengatasi upaya kriminalisasi terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi.
Pernyataan itu muncul dalam diskusi lintas iman di Graha Gus Dur, Jakarta, Kamis (4/2/2016).
Istri presiden keempat RI Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah Wahid, mengatakan bahwa Jokowi harus ingat akan janjinya selama kampanye dalam hal pemberantasan korupsi.
"Pak Jokowi sebagai Presiden yang kita angkat bersama harus bertindak dengan setegas-tegasnya untuk memimpin pemberantasan korupsi," kata Shinta.
Sementara itu, pengurus Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) Romo Johannes Hariyanto mengatakan, agama apa pun tidak mengajarkan untuk korupsi.
Untuk itu, perlu pemimpin yang dapat membawa bangsa ini terbebas dari penyakit korupsi.
"Makanya, kita dorong Presiden sesuai janjinya saat kampanye untuk melaksanakan lebih jelas peran antikorupsi walau musuhnya lebih banyak," ujar Johannes.
Dalam diskusi itu, muncul pula pendapat bahwa pemuka agama menghadapi tantangan menegakkan moralitas antikorupsi pada umatnya. Dengan demikian, wawasan umat akan terbuka untuk memilih pemimpin yang bersih dan membawa misi memerangi korupsi.
Sejumlah tokoh agama berkomitmen memerangi korupsi dan melawan kriminalisasi terhadap KPK. Gerakan tersebut dilakukan agar terwujud pemerintahan yang bersih tanpa korupsi. Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.