JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Polri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti mengatakan bahwa pimpinan organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dilaporkan ke Bareskrim Polri.
Namun, Badrodin belum dapat memastikan adanya pelanggaran hukum dalam kegiatan Gafatar, yang organisasinya sudah dibubarkan.
"Ada memang laporan pimpinan Gafatar ke Bareskrim, tetapi apakah ada pelanggaran hukumnya itu nanti hasil penyelidikan kita. Jadi, kita belum menyimpulkan," kata Badrodin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (27/1/2016).
Menurut Badrodin, pihak yang melaporkan adalah Ade Chandra.
Badrodin mengaku tidak mengenal pelapor secara pribadi. Dia juga tidak mengetahui latar belakang mengenai Ade Chandra.
Pada Selasa (26/1/2016), Badrodin mengatakan, penyelidik Polri tengah melakukan penyelidikan kemungkinan adanya pelanggaran hukum dalam organisasi Gafatar.
Ia memastikan penyelidikan akan dilakukan secara hati-hati dan merujuk pada fakta yang ada.
Badrodin menuturkan, pelanggaran hukum bisa terjadi jika ada pimpinan Gafatar yang misalnya melakukan penipuan saat pengumpulan iuran atau saat membujuk masyarakat untuk menjadi pengikutnya.
Ia menyadari perlu penyelidikan mendalam untuk memastikan ada atau tidaknya pelanggaran hukum di dalam organisasi Gafatar.
"Tidak semudah itu (menemukan pelanggaran hukum). Kita harus berdasarkan pada fakta hukum," ucapnya.
Gafatar menggelar kongres pada 14 Agustus 2011 dan menetapkan Mahful M Tumanurung menjadi ketua umum. Program utama Gafatar adalah pertanian mandiri.
Namun, pada 13 Agustus 2015, organisasi Gafatar dibubarkan melalui kongres luar biasa. Saat dibubarkan, anggota Gafatar mencapai sekitar 50.000 orang dan jumlah simpatisannya lebih banyak dari angka tersebut.
Pembubaran organisasi Gafatar, kata Mahful, dilakukan karena berbagai alasan. Sejak saat itu, semua anggota Gafatar diberi keleluasaan untuk tetap menjalankan program, berikut keyakinan yang dianut.
Mahful menyatakan, Gafatar keluar dari paham Islam yang diyakini secara umum dan memegang teguh ajaran Millah Abraham.
Gafatar menjadikan Ahmad Moshaddeq sebagai narasumber spiritual.
Ajaran Millah Abraham juga memercayai Ahmad Moshaddeq adalah Al-Masih al-Maw'ud, mesias yang dijanjikan untuk umat penganut ajaran Ibrahim/Abraham meliputi Islam (Bani Ismail) dan Kristen (Bani Ishaq), menggantikan Nabi Muhammad SAW.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.