Walau menjadi negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam, Indonesia menentang radikalisme dan praktik terorisme yang dilakukan sekelompok orang yang mengatasnamakan agama Islam. Hal itu dikatakan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan kepada Duta Besar Selandia Baru dan Armenia.
Aksi terorisme, yakni pengeboman di kawasan Sarinah, Jakarta, beberapa waktu lalu, mencoreng nama agama, khususnya Islam, dan perdamaian di Indonesia. Padahal, menurut Zulkifli, agama Islam tak pernah mengajarkan siapapun untuk menakut-nakuti, apalagi membunuh sesamanya.
"Bahkan itu bukan Islam, karena mereka membunuh sesamanya. Di Islam itu tidak ada. Itu masalah politik, suku, tapi untuk memperkuatnya mereka pakai agama. Indonesia sama sekali tidak menolerir radikalisme bentuk apapun. Itu melanggar kemanusiaan," ucap Zulkifli kepada Duta Besar Selandia Baru dan Armenia dalam pertemuan yang diselenggarakan di ruang kerjanya di Gedung Nusantara, Kompleks MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis (21/1/2016).
Selandia Baru, negara yang letak geografisnya jauh dari Indonesia, menurut Duta Besarnya Trevor Matheson, pun merasakan dampak dari aksi terorisme ini. Itu sebabnya ia turut memerangi praktik terorisme dan radikalisme yang merusak perdamaian dunia.
"Selandia Baru adalah negara terpencil, tapi kami bagian dari desa global ini, dan terkena dampak dari terorisme. Maka kami pun memerangi terorisme," tutur ia kepada Zulkifli.
Senada, Duta Besar Armenia Anna Aghadjanian mengungkapkan praktik terorisme seperti itu dilakukan oleh orang-orang yang tak tahu betul soal Islam. Mereka seolah-olah menganut, tapi tidak memahami esensi dan ajaran agama itu sendiri.
"Orang-orang yg melakukan itu, tidak mempunyai gambaran mengenai Islam yang sesungguhnya, Islam yang baik seperti apa. Lalu mereka membunuh atas nama Tuhan," ujar Duta Besar dari negara baru dengan jumlah penduduk tiga juta orang tersebut.
Dukungan kedua negara tersebut pun menjadi dorongan bangsa Indonesia untuk terus melawan terorisme, bersatu dalam perbedaan, dan menjaga keharmonisan hidup.
"Jadi tugas pokok kita menjaga agar kehidupan tetap bersatu, harmonis," ujar Zulkifli.
Indonesia dengan Selandia Baru dan Armenia dikenal memiliki hubungan yang baik. Bersama Selandia Baru, Indonesia menjalin hubungan erat dalam bidang pertanian, peternakan, politik, sampai edukasi. Zulkifli mengaku kagum pada Sumber Daya Manusia (SDM) Selandia Baru yang punya daya kompetensi, pendidikan, intelektual, serta kejujuran yang baik.
Sementara dengan Armenia yang tergolong sebagai negara baru, ternyata hubungan keduanya sudah terjalin lama. Pada masa Indonesia dijajah Belanda, ada satu gereja Armenia terletak di Indonesia, tepatnya di kawasan Thamrin, Jakarta. Bangunan tersebut kemudian dihancurkan.
"Jadi sebenarnya hubungan Indonesia dan Armenia tidak baru. Walau letak geografis sangat jauh, tapi sebenarnya orang Armenia kenal Indonesia," ucap Anna disusul tawa.
Zulkifli berharap hubungan pemerintah, parlemen, serta budaya antara Indonesia dengan kedua negara tersebut terus erat. Ia mengundang parlemen negara Selandia Baru dan Armenia untuk datang dan melihat langsung kehidupan rakyat Indonesia yang demokratis dan harmonis. (Adv)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.