Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pecah di Irak, Berpisah di Indonesia, Meledak di Sarinah

Kompas.com - 17/01/2016, 19:13 WIB

Teror di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, pada Kamis (14/1/2016) pagi menegaskan kehadiran sel Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) di Indonesia. Insiden itu juga menegaskan, kelompok teroris Indonesia mengubah afiliasi mereka.

Salah satu pelaku dipastikan bernama Afif alias Sunakim, pemuda yang diketahui pernah tinggal di Karawang, Jawa Barat. Pria itu juga diketahui pernah dipenjara karena ikut pelatihan militer di Jalin Jantho, Aceh Besar.

Pelatihan itu dahulu dioperasikan orang-orang yang berafiliasi dengan Al Qaeda. Bahkan, beberapa pengelola dan penggagas, seperti Dulmatin, menyatakan diri sebagai pimpinan tanzim Al Qaeda Asia Tenggara.

Namun, aksi Afif dan kawan-kawannya tidak dinyatakan sebagai kegiatan Al Qaeda. Beberapa jam setelah teror bom Sarinah berakhir, NIIS mengklaim insiden itu aksi mereka.

Sejauh ini, klaim itu hanya berupa pengumuman tertulis yang tersebar di dunia maya. Belum ada pernyataan dalam bentuk suara untuk menguatkan pengumuman tertulis itu. Namun, di grup media mereka yang ada di Telegram, tampak jelas jika bom Sarinah memang dilakukan oleh kelompok NIIS.

Al Qaeda malah disebut-sebut pernah memberi tahu potensi teror oleh NIIS di Indonesia. Informasi itu dinyatakan beredar beberapa bulan lalu dan sudah didengar aparat keamanan Indonesia.

Dalam beberapa kesempatan, Kepala Polri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti menyebut akan ada "konser" oleh NIIS di Indonesia yang berskala internasional.

Kepala Badan Nasional Penanganan Terorisme (BNPT) Saud Usman Nasution juga menyebut hal serupa. Namun, tidak mudah memastikan kapan, di mana, dan oleh siapa "konser" akan dilakukan.

Polisi dan BNPT memantau sedikitnya 1.085 sel radikalis di Indonesia. Sebagian sudah ditangkapi di pengujung 2015. Kelompok Afif rupanya lolos dan akhirnya beraksi di jantung Jakarta.

Kompas TV Dana Teroris Sarinah Berasal dari Suriah

Pecah dari induk

Polisi menyebut teror Sarinah sebagai aksi perebutan kepemimpinan NIIS di Asia Tenggara. Berbeda dengan klaim NIIS, sampai sekarang belum satu pun bukti ditunjukkan untuk menguatkan klaim polisi.

Termasuk klaim bahwa aksi Afif dan kawan-kawannya diarahkan Bahrun Naim, teroris yang pernah kuliah di Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah, dan pernah aktif di Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Hal yang sudah jelas, jaringan teroris Indonesia mengubah afiliasi mereka dari Al Qaeda ke NIIS. Seperti di Irak dan Suriah, para teroris di Indonesia awalnya bergabung dengan Al Qaeda.

NIIS memang awalnya tercatat sebagai sayap Al Qaeda di Irak. Setelah semakin kuat dan melebarkan sayap ke Suriah, NIIS menyatakan berpisah dari Al Qaeda. Bahkan, Al Qaeda kemudian menyatakan tidak sesuai dengan kekejaman yang dipraktikkan NIIS.

Perpecahan di Irak dan Suriah juga merembet ke Indonesia. Pada 2009, Aman Abdurrahman terlibat mendirikan dan mengoperasikan tempat pelatihan Jalin Jantho. Keterlibatan itu membuatnya divonis 10 tahun penjara dan kini menjalani hukuman di Nusakambangan, Cilacap.

Saat Aman divonis, sejumlah simpatisan Al Qaeda menyebut hukuman itu sebagai kezaliman. Meski dipenjara, Aman diketahui tidak kehilangan pengaruh. Bahkan, ia disebut menjadi pimpinan Jamaah Anshar Daulah Khilafah Nusantara. Kelompok itu kemudian disebut berafiliasi dengan NIIS.

Peralihan afiliasi Aman dan kelompoknya antara lain terdeteksi lewat komentar simpatisan Al Qaeda di Indonesia. Mereka menyebut Aman tidak pantas dipanggil sebagai ustaz dan tidak berakhlak baik.

Mereka juga mengecam pengultusan terhadap Aman. Orang-orang itu adalah orang yang pada 2010 memuji Aman dan mengecam vonisnya. Namun, pandangan berubah karena mereka tetap menjadi simpatisan Al Qaeda. Sementara Aman pindah haluan ke NIIS.

Artikel ini sebelumnya tayang di Kompas Siang edisi Sabtu (16/1/2016) dengan judul yang sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Putus Internet ke Kamboja dan Filipina, Menkominfo: Upaya Berantas Judi 'Online'

Putus Internet ke Kamboja dan Filipina, Menkominfo: Upaya Berantas Judi "Online"

Nasional
Pemerintah Putus Akses Internet Judi 'Online' Kamboja dan Filipina

Pemerintah Putus Akses Internet Judi "Online" Kamboja dan Filipina

Nasional
Upaya Berantas Judi 'Online' dari Mekong Raya yang Jerat 2,3 Juta Penduduk Indonesia...

Upaya Berantas Judi "Online" dari Mekong Raya yang Jerat 2,3 Juta Penduduk Indonesia...

Nasional
Keamanan Siber di Pusat Data Nasional: Pelajaran dari Gangguan Terbaru

Keamanan Siber di Pusat Data Nasional: Pelajaran dari Gangguan Terbaru

Nasional
Tanggal 26 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Letjen Suryo Prabowo Luncurkan Buku 'Mengantar Provinsi Timor Timur Merdeka Menjadi Timor Leste'

Letjen Suryo Prabowo Luncurkan Buku "Mengantar Provinsi Timor Timur Merdeka Menjadi Timor Leste"

Nasional
Resmikan Destinasi Wisata Aglaonema Park di Sleman, Gus Halim: Ini Pertama di Indonesia

Resmikan Destinasi Wisata Aglaonema Park di Sleman, Gus Halim: Ini Pertama di Indonesia

Nasional
Drag Fest 2024 , Intip Performa Pertamax Turbo untuk Olahraga Otomotif

Drag Fest 2024 , Intip Performa Pertamax Turbo untuk Olahraga Otomotif

Nasional
2.000-an Nadhliyin Hadiri Silaturahmi NU Sedunia di Mekkah

2.000-an Nadhliyin Hadiri Silaturahmi NU Sedunia di Mekkah

Nasional
TNI AD: Prajurit Gelapkan Uang untuk Judi 'Online' Bisa Dipecat

TNI AD: Prajurit Gelapkan Uang untuk Judi "Online" Bisa Dipecat

Nasional
Airlangga Yakin Jokowi Punya Pengaruh dalam Pilkada meski Sebut Kearifan Lokal sebagai Kunci

Airlangga Yakin Jokowi Punya Pengaruh dalam Pilkada meski Sebut Kearifan Lokal sebagai Kunci

Nasional
TNI AD Mengaku Siapkan Pasukan dan Alutsista untuk ke Gaza

TNI AD Mengaku Siapkan Pasukan dan Alutsista untuk ke Gaza

Nasional
Mitigasi Gangguan PDN, Ditjen Imigrasi Tambah 100 Personel di Bandara Soekarno-Hatta

Mitigasi Gangguan PDN, Ditjen Imigrasi Tambah 100 Personel di Bandara Soekarno-Hatta

Nasional
Pusat Data Nasional Diperbaiki, Sebagian Layanan 'Autogate' Imigrasi Mulai Beroperasi

Pusat Data Nasional Diperbaiki, Sebagian Layanan "Autogate" Imigrasi Mulai Beroperasi

Nasional
Satgas Judi 'Online' Akan Pantau Pemain yang 'Top Up' di Minimarket

Satgas Judi "Online" Akan Pantau Pemain yang "Top Up" di Minimarket

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com