JAKARTA, KOMPAS.com - Gerakan Pemuda Ansor mengutuk keras serangan bom dan penembakan di kawasan Thamrin, Jakarta, Kamis (14/1/2015) siang.
Organisasi kepemudaan di bawah Nahdlatul Ulama ini meminta masyarakat dan kader Ansor-Banser tenang namun waspada, dan tetap mempercayakan penanganan kasus ini kepada aparat keamanan yang berwenang.
"Motif peristiwa ini jelas terorisme. Polanya mirip yang dilakukan ISIS di Paris dan Turki," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas, dalam keterangan tertulisnya, Kamis sore.
Mengantisipasi keadaan yang makin tak terkendali, Yaqut meminta agar pihak keamanan segera mengendalikan situasi hingga memberi rasa aman bagi warga negara.
"Apalagi di waktu lalu, ISIS pernah menyebar video berisi tantangan terhadap Panglima TNI, Kapolri dan Ansor Banser NU. Mungkin saja peristiwa ini pengejawantahan dari tantangan di video tersebut," ucapnya.
Demi menjaga kondisi keamanan dan informasi tidak simpang siur, Ansor memberi kepercayaan penuh kepada aparat kepolisian dan Intelijen untuk menangani kasus ini dengan segera serta memulihkan ketenangan di tengah masyarakat.
GP Ansor berharap peristiwa serupa tidak terulang di kemudian hari.
"Kami ingatkan agar pihak Intelijen terus melakukan deteksi dini bahaya terorisme. Jangan kecolongan lagi," ucap Yaqut.
Yaqut juga menginstruksikan kepada seluruh kader Ansor dan Banser agar meningkatkan koordinasi dengan aparat keamanan di daerah masing-masing untuk mencegah terjadinya peristiwa yang sama.
Sebelumnya, Kepala BIN Sutiyoso mengaku masih membutuhkan waktu untuk mengidentifikasi pelaku dan motif serangan teror bom di kawasan Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1/2016).
Meski demikian, ia menduga serangan ini berkaitan dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). (Baca: Kepala BIN Duga Para Pelaku Bom Sarinah Terkait ISIS)
"Bisa ISIS, bisa juga mantan ISIS yang pulang (ke Indonesia)," kata Sutiyoso, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis sore.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.