JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan hasil muktamar Surabaya, Muhammad Romahurmuziy, optimis pihaknya dapat menyelesaikan konflik dengan kubu Djan Faridz pada tahun 2016 ini.
Menurut dia, dualisme kepemimpinan yang terjadi di PPP akan selesai dengan semangat kebersamaan antarkader partai berlambang kabah tersebut.
"Dengan semangat kebersamaan, konflik PPP akan diselesaikan 2016 ini," kata Romahurmuziy saat memberi pidato politik di peringatan hari lahir PPP ke-43, di Gedung Serbaguna Kompleks Perumahan DPR, Kalibata, Jakarta, Selasa (5/1/2015).
Hadir dalam acara ini sekitar 100 orang kader PPP, termasuk Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Sementara, dari pengurus partai lain, hanya terlihat Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristianto.
Romy mengatakan, konflik internal yang dialami oleh PPP sejauh ini justru membuat partai ini semakin populer dan membuat elektabilitas PPP semakin naik.
Dari hasil survei tingkat elektabilitas yang digelar internal partainya, Romy mengklaim rangking PPP naik dari urutan 10 menjadi urutan ke-6 partai paling populer di mata masyarakat.
Menurut Romy, hal ini bisa terjadi karena manajemen konflik yang baik. Namun, Romy khawatir jika berlangsung sampai lebih dari dua tahun, masyarakat akan jenuh dan akhirnya meninggalkan PPP.
"Dalam manajemen konflik, ada batas titik konflik harus dapat diselesaikan selama rentang waktu 2 tahun," kata Romy.
"Selesai tidaknya konflik tergantung dari semua pihak ingin bersatu atau tidak," ujar anggota Komisi III DPR ini.
Adapun Wasekjen PPP hasil Munas Surabaya Arsul Sani menilai, solusi penyelesian konflik internal partainya adalah dengan menggelar Muktamar Islah, yang diselenggarakan bersama antara kedua kubu.
Dia menilai rencana Menkumham mencabut SK kepengurusan Muktamar Surabaya sebagai momentum bagi kedua kubu untuk bersatu.
Sebab, dengan dicabutnya SK itu, maka kepengurusan PPP akan kembali ke Muktamar Bandung 2009, di mana terdapat kubu Romy dan Djan di dalamnya.
"Di Muktamar islah nanti silakan berkompetisi secara sehat, baik Djan Faridz, Romy atau siapapun kader yang memenuhi syarat untuk jadi Ketum," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.