Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri Ingin Lengkapi Informasi Penggerebekan Miras di Kupang

Kompas.com - 04/01/2016, 20:00 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan bahwa dirinya telah mengutus Kadiv Propam untuk menyelidiki kasus perseteruan Kepala Subdirektorat Narkoba Polda NTT AKBP Albert Neno dengan anggota Komisi III DPR RI asal Fraksi PDI Perjuangan Herman Hery.

Kasus itu terjadi lantaran Herman tidak menerima langkah Albert menggerebek dan menyita minuman keras di wilayah Kupang, NTT, 25 Desember lalu.

"Tadi sudah saya minta kadiv Propam ke Kupang untuk mengecek soal kebenarannya kayak apa," kata Badrodin, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (4/1/2015).

Badrodin menuturkan, dirinya ingin mengetahui fakta sebenarnya mengapa Herman sampai marah ketika Albert memimpin penggerebekan beberapa kafe dan menyita minuman keras.

Badrodin mengaku belum dapat menentukan langkah terkait kasus ini. Sebab, dia belum menerima informasi lengkap secara tertulis.

"Cek faktanya seperti apa, ada surat perintah (penggerebekan) atau tidak, bagaimana reaksinya, kita cek dulu baru lakukan langkah-langkah," ucapnya.

Penggerebekan dan penyitaan minuman keras dari sejumlah kafe itu dilakukan dalam rangka operasi pekat menyambut Natal 2015 dan Tahun Baru 2016.

Polisi merasa peredaran minuman keras sudah membahayakan sehingga harus ditertibkan. Bahkan, jajarannya telah berkomunikasi dengan Wali Kota sebelum melakukan razia.

Herman sempat memprotes razia yang dilakukan kepolisian itu. Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu berdalih, banyak pengusaha miras yang mengadu soal penggerebekan dan penyitaan itu.

Herman pun langsung menelepon Albert dan mengajak bertemu di salah satu hotel. Namun, Albert menolaknya.

Buntutnya, Albert melaporkan Herman ke Polda NTT atas tuduhan pengancaman dan fitnah sebagaimana komunikasi mereka berdua di telepon beberapa saat setelah penggerebekan dan penyitaan miras.

Setelah dilaporkan ke polisi, Herman mengaku tidak pernah mengontak Albert Neno. Menurut dia, yang menelepon Albert adalah stafnya bernama Roni Bunga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com