"Perjuangannya diharap bisa memotivasi dan menginspirasi untuk melanjutkan perjuangan beliau. Yang saya kenang jasa beliau yang fenomenal ada tiga," ujar Lukman dalam acara haul keenam Gus Dur di Masjid Al Munawaroh, Ciganjur, Jakarta, Sabtu (26/12/2015) malam.
Pertama, menurut Lukman, Gus Dur orang pertama yang mampu membuat pesantren tak hanya sebagai institusi pendidikan, tapi juga komunitas yang memiliki nilai tradisi dan khas.
Hal tersebut yang kemudian melatarbelakangi pemerintah menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri.
"Setelah pemerintah tetapkan Hari Santri adalah apresiasi negara sekaligus memberi tanggungjawab pesantren untuk ikut bertanggungjawab menjaga dan memelihara Indonesia," kata Lukman.
Kemudian, Lukman menganggap Gus Dur berhasil menyatukan agama Islam dengan Pancasila. Di era '80 merupakan rezim yang ingin membuat semua organisasi harus berasaskan Pancasila. Namun, saat itu, banyak organisasi berasaskan Islam menentang Pancasila.
Kemudian, kata Lukman, Gus Dur menjelaskan kepada masyarakat bahwa Islam dan Pancasila adalah satu kesatuan.
"Beliau bilang Islam memberi ruh pada Pancasila. Pancasila sebenarnya rumusan muslim dalam melaksanakan tugas pokoknya dalam kehidupan bangsa negara. Kemudian mereka bisa menerima Pancasila tanpa setetespun darah," kata dia.
Gus Dur dikenal sebagai tokoh pluralisme. Lukman mengatakan, Gus Dur memberikan pemahaman masyarakat tentang makna kemajemukan dan pluralitas.
"Gus Dur selalu mengatakan, keragaman bukan kelemahan tapi anugerah Allah, berkah agar masing-nasing yang berbeda bisa saling melengkapi dan mengisi," pungkas Lukman.