Ia mengkhawatirkan, sosisalisasi yang minim tersebut berdampak pada pengetahuan pemilih terhadap calon-calon kepala daerahnya sehingga mereka hanya mengenal calon petahana atau incumbent.
"Publikasi dari pasangan calon ke masyarakat ini kan relatif terbatas dibandingkan kemarin-kemarin. Saya khawatir mereka hanya kenal incumbent saja, tidak kenal yang lain," kata Didik di Jakarta, Sabtu (5/12/2015).
Sementara itu, Direktur Populi Center, Nico Harjanto menilai, jumlah calon kepala daerah di masing-masing daerah penyelenggara Pilkada Serentak 9 Desember 2015 cederung terbatas.
Karena keterbatasan jumlah calon tersebut, ia menduga polarisasi dalam masyarakat semakin jelas terlihat.
Akibatnya, menurut Nico, juga dapat berdampak rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilihnya.
"Banyak pemilih pemula, pemilih yang swing voters kalau pertaruhan politik tingkat bawah makin keras, justru mereka itu akan semakin tidak mau ikut menggunakan hak pilihnya karena takut dianggap memihak satu kelompok atau kelompok lain. Sementara polarisasi itu makin jelas," ujar Nico.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.