JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Direktur Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin mengaku sudah merasa tidak nyaman berbicara dengan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto dengan pengusaha M Riza Chalid.
Maroef bahkan risih lantaran Setya begitu intens membicarakan tokoh-tokoh politik nasional bersama Riza.
"Saya sudah agak risih masalah-masalah ini, kok Ketua DPR sangat intens dan akrab skali bicara dengan pengusaha masalah politik nasional, pemerintahan bahkan orang-orang yang disampaikan 17 orang itu. Kenapa kok begitu?" jawab Maroef.
Maroef merespon pertanyaan dari salah seorang anggota MKD yang menanyakan integritas Maroef sebagai purnawirawan TNI yang tetap melanjutkan perbincangan dengan Setya dan Riza.
Menurut Maroef, lantaran merasa risih itu, dia pun sampai dua kali berusaha menghentikan pembicaraan. Pada pertama kali, upaya Maroef tidak berhasil. (Baca: Bos Freeport Anggap Ada Percaloan dalam Pertemuan dengan Setya Novanto dan Riza Chalid)
"Yang kedua kalinya saya siap-siap berdiri sambil memberikan tanda bahwa kita sudah cukup berbicara," ujar mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) periode 2012-2014 itu.
Di dalam rekaman percakapan antara Maroef dengan Setya dan Riza, ada hal-hal lain yang dibicarakan selain masalah Freeport.
Setya memulai lebih dulu dengan mengungkapkan sifat Jokowi yang sangat keras kepala. (Baca: Maroef: Jim Bob Bilang Silakan Beri Saham, Kalau Mau Penjarakan Saya)
Riza kemudian menimpali dengan cerita soal Jokowi yang dimarahi Megawati karena membatalkan pencalonan Komjen Budi Gubawan sebagai calon Kapolri.
"Dimaki-maki Pak, Jokowi itu sama Megawati di Solo. Dia tolak BG. Gila itu, saraf itu," kata Riza.
"Padahal, ini orang baik kekuatannya apa, kok sampai seleher melawan Megawati. Terus kenapa dia menolak BG," tambah dia. (Baca: Diajak Bertemu, Bos Freeport Ungkap Setya Novanto Punya Kepentingan Bisnis)
Sementara Setya menyinggung soal keputusan Jokowi membekukan Persatuan Sepabola Seluruh Indonesia (PSSI).
"Kalau sudah bilang enggak, ya enggak, susah kita. Tetap saja. Kita dikte saja. Gitu Pak. Koppignya dia buat bahaya kita," ungkap Wakil Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Bali itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.