Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNP2TKI: Jangan Berpikir Jadi TKI Seumur Hidup!

Kompas.com - 02/12/2015, 21:59 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Penempatan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Agusdin Subiantoro berharap buruh migran Indonesia (BMI) atau para tenaga kerja Indonesia (TKI) tidak salah persepsi dengan sistem penggajian BMI melalui Sistem Transaksi Nontunai (cashless transactions) atau perbankan. Dengan sistem itu pemerintah ingin memberikan perlindungan optimal bagi BMI.

"Jadi, kita ingin tahu, apakah benar BMI telah dibayar sesuai tingkat penggajian dan waktu yang tepat. Tanpa itu kita kan tidak tahu bagaimana memonitornya. Tapi, kalau melalui sistem perbankan itu bisa dilihat, gaji sudah masuk atau belum, sudah dibayar atau belum," ujarnya di Jakarta, Selasa (1/12/2015).

Agusdin juga meluruskan bahwa sistem tersebut bukan berarti semua gaji TKI dikirim ke Indonesia, karena para TKI tetap bisa menggunakan uang yang ada di rekeningnya. Tetapi, TKI yang bersangkutan harus menggunakan uangnya dengan bijak.

"Jangan sampai habis untuk kepentingan konsumtif. Melalui sistem ini, pemerintah ingin mengedukasi TKI agar bisa mengelola hasil jerih payah dan keuangannya secara benar," ujar Agusdin.

"Jangan jadi BMI seumur hidup. Kalau sudah kembali ke sini (Indonesia) dan punya modal, ya silakan saja usaha di dalam negeri," katanya.

Berdasarkan data BNP2TKI, potensi remitansi BMI di luar negeri dalam satu tahun itu bisa mencapai lebih dari Rp 300 triliun. Namun, uang yang mengalir ke Tanah Air hanya sekitar Rp 100 triliun sampai Rp 114 triliun.

"Berdasarkan evaluasi kami, ternyata gaji TKI itu lebih banyak digunakan di luar negeri. Jadi, yang dikirim hanya sebagian. Hitung-hitungannya lebih banyak digunakan di sana," ujarnya.

Menurut Agusdin, penggunaan gaji adalah hak para TKI. Mereka bebas menggunakannya.

"Tetapi ingat, dia berangkat ke sana untuk mencari kerja, mendapatkan penghasilan dan penghasilan itu semestinya dibelanjakan di dalam negeri, seperti membiayai kebutuhan keluarga, sekolah anak, dan lainnya," papar Agusdin.

Tanpa pemotongan

Dikutip dari situs BNP2TKI, sebelum berangkat semua calon BMI diwajibkan membuka rekening di dalam negeri untuk melakukan pengiriman uang gajinya melalui jasa perbankan. Tahap ini melibatkan mekanisme government to government dalam bentuk kerjasama antarbank sentral, khususnya di negara-negara tempat BMI bekerja.

Kepala BNP2TKI juga sudah meminta bank agar tidak melakukan pemotongan dalam bentuk apapun kepada BMI dalam transaksi nontunai ini.

Menurut Agusdin, BMI tetap bisa menggunakan bank setempat, misalnya Bank of China di Hong Kong, untuk menerima kiriman gaji dari majikannya. Bank setempat itu memiliki channel bank atau keterkaitan kerjasama dengan bank di Indonesia, sehingga uang gaji BMI bisa ditransfer ke rekening bank di dalam negeri.

Disinggung soal biaya cukup besar, jika BMI ingin menarik uang gajinya atau menstransfer lewat rekening bank Indonesia di Hong Kong, Agusdin menyatakan bahwa pihaknya akan meminta perbankan di Indonesia yang memiliki bank mitra di Hong Kong untuk meringankan biayanya.

"Kami meminta kepada perbankan di sini, katakanlah BNI, kemudian di sana nanti partnernya bank apa, itu nanti antarbank. Uang (gaji) BMI dibayarkan melalui rekening bank setempat. Nanti, si TKI mau bayar ke rekening dia atau rekening keluarganya di sini, ya mestinya ada keringanan untuk biaya transfernya," ujarnya.   

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com