JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan tidak mempersoalkan jika namanya disebut dalam rekaman percakapan yang melibatkan Ketua DPR Setya Novanto soal kontrak PT Freeport Indonesia. Ia mengaku, namanya sering dicatut oleh orang lain.
"Mau nama saya disebut 100 kali, 200 kali, kan kalau saya tidak ada urusan di situ. Kalau saya mau tanggapi semua, yang nyatut nama saya itu ada empat, empat kali itu. Wah, beken juga saya," ujar Luhut saat ditemui di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Rabu (2/12/2015).
Luhut menuturkan, beberapa waktu lalu, ada seseorang yang mengaku sebagai adik kandungnya dan meminta sesuatu kemudahan dari orang lain. Namun, setelah diperiksa, orang tersebut bukanlah adik kandungnya.
"Katanya minta sesuatu, namanya si ini. Lah, adik saya namanya cuman yang ini. Kalau ada yang mengaku adik saya, adik dari mana lagi, dari Nabi Nuh kali itu," kata Luhut.
Terkait namanya yang disebut dalam rekaman pencatutan nama Presiden, Luhut mengatakan akan menunggu hasil persidangan yang dilakukan Mahkamah Kehormatan Dewan.
Nama Luhut disebut-sebut dalam rekaman pembicaraan Ketua DPR Setya Novanto, pengusaha minyak Riza Chalid, dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin.
Dalam rekaman pembicaraan tersebut, Setya Novanto diduga mencatut nama Presiden Joko Widodo untuk meminta saham keuntungan dari renegosiasi kontrak PT Freeport.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.