Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diskusi soal ISIS dan Ujaran Kebencian Batal Digelar, Sikap Polisi Disesalkan

Kompas.com - 27/11/2015, 13:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) kecewa dengan sikap Kepolisian yang tidak bisa menjamin kelancaran acara diskusi yang akan digelar pihaknya.

Diskusi publik “Teror Paris, Ujaran Kebencian dan Ancaman ISIS di Indonesia” yang sedianya akan digelar di Jakarta pada Sabtu (28/11/2015), terpaksa dibatalkan.

Salah satu pengurus SEJUK Andy Budiman menjelaskan, masalah ini berawal dari poster yang berisi agenda diskusi.

Di dalam poster itu, kata dia, ada foto anggota salah satu ormas. Di sampingnya ada foto anggota ISIS.

Ormas itu tidak terima fotonya berdampingan dengan ISIS. Mereka lalu lapor ke polisi.

Polda Metro Jaya, kata Andy, lalu menyampaikan kepada pihaknya mengenai protes ormas tersebut.

"Kami sampaikan bahwa kami siap meralat karena (protes) masuk akal. Poster kami ubah," katanya ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (27/11/2015).

Rupanya langkah itu tidak cukup. Andy menambahkan, mitra pihaknya yang menggelar diskusi itu kemudian dipanggil Kepolisian. Mitranya itu lalu diminta meminta maaf kepada ormas tersebut.

Ia mengatakan, mitranya tidak bersedia minta maaf karena merasa tidak salah. Dua hari lalu, pihak SEJUK lalu mendapat pemberitahuan bahwa diskusi sebaiknya dibatalkan.

"Situasi ini memaksa tanda kutip kami membatalkan acara. Yang kami tekankan, kami tidak bilang polisi melarang. Tapi kami sayangkan polisi yang tidak menjamin acara bisa berlangsung," kata dia.

Ia menambahkan, seharusnya polisi bisa menjalankan fungsinya dalam menjaga keamanan dan menjamin hak kebebasan berbicara.

Terlebih lagi tema yang diangkat diskusi ini terkait masalah keamanan, radikalisme dan demokrasi. Isu itu kini menjadi persoalan penting.

SEJUK khawatir, tekanan dan sensor semacam ini membuat percakapan mengenai agama menjadi tabu dan selanjutnya dihindari.

SEJUK menangkap saat ini muncul kecenderungan dari aparat kemanan untuk menyensor berbagai tema diskusi yang dianggap sensitif.

Andy mengatakan, lewat berbagai diskusi, workshop dan kegiatan lainnya, pihaknya justru mendukung upaya pemerintah, khususnya kepolisian dalam mengatasi masalah radikalisme dan menyebarluaskan nilai toleransi.

"Karena itu, kami menyayangkan sikap kepolisian yang terkesan tidak menunjukkan komitmen dalam merawat kebebasan berbicara, yang merupakan amanat penting reformasi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

Nasional
Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Nasional
Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Nasional
Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

Nasional
Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com