Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kustopo, Guru Anak Jalanan dan Napi yang Raih Prestasi Nasional

Kompas.com - 25/11/2015, 09:44 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com — Mengajar anak-anak jalanan dan anak yang ditahan di rumah tahanan atau narapidana tentu memiliki tantangan yang berbeda.

Tantangan kian berat karena stigma negatif masyarakat yang melekat pada kedua kelompok anak itu tak pernah hilang.

Beruntung, di Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah, masih ada orang yang peduli pada pendidikan mereka.

Mereka yang peduli ini lalu mendirikan sanggar kegiatan belajar (SKB) bersama untuk menampung mereka, merayu agar anak jalanan bersedia belajar. Gratis.

Kustopo dan teman-temannya mendirikan tempat mengajar itu. Anak jalanan yang belajar relatif banyak. Anak yang kejar paket C, misalnya, berjumlah 25 orang, sementara narapidana berjumlah 80 orang.

"Kalau gak diajar, tidak dididik, mereka mau jadi apa? Ini yang coba kami lakukan untuk kerja sosial. Yang jelas, pertama harus mengubah image dulu, kemudian pola pikir. Mengajar di lapas sama, mengubah pola pikir," ujar Kustopo, Rabu (25/11/2015).

Dalam mengajar, Kustopo tak langsung mengajarkan materi. Ia lebih ingin mengajarkan prinsip hidup yang baik bagi anak. Prinsip itu misalkan soal keberuntungan hidup.

"Saya selalu mengajarkan ke anak, 'Bayangkan suatu saat Anda punya keberuntutangan bertemu orang hebat, kemudian meminta ijazah.' Kalau mereka hanya lulus SD atau SMP kan minder. Nah, ini kebetulan membantu dan dengan cara itu mereka mau belajar," kata dia.

Mengajari kedua kelompok itu mempunyai tantangan tersendiri. Anak jalanan, misalnya, mereka mengamen di jalan, lampu merah. Sang anak tak henti-hentinya meneriakkan lagu, mengais rupiah dari para pengendara.

Kustopo tidak mempermasalahkan pekerjaan mereka karena memang rata-rata mereka mengamen untuk kebutuhan ekonomi keluarga yang serba sulit.

Demi mendorong mereka belajar, ia pun mendorong anak untuk pandai bermusik. Menjadi pemusik jalanan yang baik mempunyai nilai plus karena bisa bernyanyi secara bagus.

"Kami tanamkan, terutama pada value, penanaman nilai bukan saja pengetahuan, penanaman budi pekerti agar anak mengerti menjadi baik," ujar dia.

"Narapidana itu kan orang yang divonis bersalah, mempunyai masalah hukum. Awalnya kesulitan, makanya butuh proses, waktu, membangkitkan mereka agar bersedia belajar," kata Kustopo lagi.

Tak mengharap imbalan

Para guru di SKB Gunung Pati itu, lanjut dia, tak berharap dari honor yang diterima seusai mengajar. Kepuasan dalam mengajar sudah cukup karena merasa dianggap sebagai pahlawan oleh sang anak.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com