Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bandel Saat Sekolah, Ini Kenangan Fahri Hamzah tentang Gurunya

Kompas.com - 25/11/2015, 07:31 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengaku bandel saat menjalani  masa pendidikan sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama.

Fahri, yang menempuh jenjang pendidikan di SD, SMP, dan SMA Muhammadiyah Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, kerap mendapat hukuman dari guru karena kenakalannya.

"SD sampai SMP masih kena pukul," kata Fahri kepada Kompas.com, Selasa (24/11/2015).

Sosok yang paling sering memarahi Fahri adalah Mala, seorang guru matematika. Menurut Fahri, berbagai tindakannya kerap membuat Mala marah, mulai dari telat mengikuti pelajaran di kelas hingga bercanda saat upacara bendera.

"Kalau di kampung kan begitu, dipukul pakai kayu, pakai papan," kata politisi Partai Keadilan Sejahtera ini.

Meski kerap dimarahi, Fahri tidak pernah menaruh rasa benci, apalagi dendam kepada Mala. Dia justru melihat bentuk marah gurunya itu sebagai tanda cinta dan kasih sayang.

Fahri pun mengaku sampai saat ini masih sering bertemu Mala dan beberapa guru-guru lainnya saat pulang ke Sumbawa. Kesejahteraan mereka masih memprihatinkan, tak jauh berbeda dibanding saat ia bersekolah dulu.

Ia mengaku kerap memberikan bantuan finansial kepada mereka. Fahri menggambarkan kehidupan guru-gurunya di Sumbawa layaknya seperti guru-guru pada film Laskar Pelangi. Dengan gaji dan sarana prasarana yang minim, para guru tetap berjuang sekuat tenaga untuk mendidik murid mereka hingga sukses.

"Waktu sekolah gaji bulanan guru itu Rp 7.500 dan itu jarang sekali dibayar. Itu sebabnya saya sekarang secara pribadi membantu guru-guru saya agar mereka punya posisi lebih baik," ujar dia.

Di sisi lain, sebagai pejabat legislatif, Fahri mengaku terus mengupayakan agar guru di pelosok desa mendapatkan kehidupan yang lebih layak.

Sekretaris Koalisi Merah Putih ini mengatakan, ia pernah mengusulkan ke Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan agar dana sebesar 20 persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara dapat dimaksimalkan untuk kesejahteraan guru. Misalnya, dana tersebut bisa dipakai untuk mengangkat guru honorer sebagai pegawai negeri sipil.

Dana tersebut juga bisa digunakan untuk mengirim sejumlah guru berprestasi untuk menunaikan ibadah haji.

"Negara harus investasi besar-besaran kepada guru. Itu kalau kita ingin menyelamatkan pendidikan dan peradaban," kata Fahri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Nasional
Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Nasional
Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Nasional
Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Nasional
Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Nasional
Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin: Ada Fakta Tak Terbantahkan Terjadi Nepotisme Gunakan Lembaga Kepresidenan

Kubu Anies-Muhaimin: Ada Fakta Tak Terbantahkan Terjadi Nepotisme Gunakan Lembaga Kepresidenan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com