Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Persoalan dengan Hary Tanoesoedibjo, Syarwan Hamid Mundur dari Perindo

Kompas.com - 17/11/2015, 15:43 WIB
Syahnan Rangkuti

Penulis

PEKANBARU, KOMPAS.com — Mantan Menteri Dalam Negeri era Presiden BJ Habibie, Letnan Jenderal (Purn) Syarwan Hamid menyatakan mundur dari Partai Persatuan Indonesia pimpinan Hary Tanoesoedibjo.

Syarwan baru bergabung dalam Partai Persatuan Indonesia (Perindo) sebagai Ketua Dewan Penasihat pada 8 Oktober lalu, atau hanya berjalan selama 41 hari.

"Ada persoalan yang mengganggu antara saya dan dia (Hary). Masalah itu sebenarnya sepele. Namun, saya tidak diberi ruang untuk menyelesaikannya. Berulang kali saya mencoba bertemu untuk menyelesaikan, ajudannya selalu menjawab kalau dia tidak punya waktu. Saya merasa dia tidak memiliki etika dan tata krama sebagai orang Timur," ujar Syarwan Hamid dalam pertemuan dengan wartawan di Gedung Lembaga Adat Melayu Riau, di Pekanbaru, Selasa (17/11/2015).

Syarwan mengungkapkan, persoalan bermula saat acara partai di Manokwari, beberapa pekan lalu. Masalah timbul dalam sebuah acara makan siang di kediaman Wakil Gubernur Papua Barat di Manokwari.

Hary berpindah posisi duduk, tidak berdekatan dengan Syarwan yang makan semeja dengan Wagub. Syarwan merasa ada yang tidak pas, dan ia ingin membicarakannya dengan Hary. Hary menolak dan mengatakan bahwa hal itu dapat disampaikan di pesawat saja.

Pembicaraan di pesawat batal. Sesampainya di Jakarta, Syarwan berkali-kali mencoba menghubungi Hary untuk membahas persoalan.

Lagi-lagi, tidak ada waktu yang disediakan Hary. Terakhir, Syarwan kembali menyatakan ingin bertemu dengan membawa berkas berisi lima poin saran untuk perkembangan partai. Namun, Hary kembali tidak dapat ditemui.

"Saya tidak dapat menerima sikap seperti itu. Semestinya, ada perilaku dan tata krama Timur menghormati orang yang lebih tua, apalagi saya sudah menganggapnya sebagai anak. Saya tidak tahu apa alasannya tidak memberi peluang untuk bicara. Saya masuk ke partai bukan karena menginginkan jabatan politik. Saya hanya ingin membagi pengalaman kepada orang-orang muda," kata Syarwan.

Kecewa

Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, Al Azhar, yang mendampingi Syarwan dalam pertemuan, mengungkapkan, Syarwan tidak layak diperlakukan tidak hormat oleh siapa pun, termasuk pemimpin partai seperti Hary Tanoesoedibjo.

LAM merasa kecewa dengan Perindo yang memperlakukan tokoh Melayu bergelar Datuk Lela Setia Negara itu dengan tidak hormat.

"Selaku lembaga yang memberi gelar kehormatan itu, kami Lembaga Adat Melayu bertanggung jawab menjaga marwah dan kehormatan yang bersangkutan (Syarwan). Kami tidak dapat menerima perlakuan seperti itu," kata Al Azhar.

Entah ada hubungannya atau tidak, Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo pada Rabu (18/11/2015) berencana berkunjung ke Pekanbaru untuk melantik kepengurusan Perindo Riau.

Hanya, menurut Syarwan, tidak ada hubungan antara pengumuman kemunduran dari partai dan rencana Hary ke Pekanbaru.

"Ini cuma kebetulan saja karena kebetulan saya lagi di Pekanbaru. Besok saya juga ada acara di Kabupaten Meranti," kata Syarwan yang selama ini bermukim di Cimahi, Jawa Barat. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Agenda Prabowo usai Putusan MK: 'Courtesy Call' dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

Agenda Prabowo usai Putusan MK: "Courtesy Call" dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

Nasional
Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

Nasional
'MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan...'

"MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan..."

Nasional
Beda Sikap soal Hak Angket Pemilu: PKB Harap Berlanjut, PKS Menunggu, Nasdem Bilang Tak 'Up to Date'

Beda Sikap soal Hak Angket Pemilu: PKB Harap Berlanjut, PKS Menunggu, Nasdem Bilang Tak "Up to Date"

Nasional
Bima Arya Ditunjuk PAN Jadi Kandidat untuk Pilkada Jabar 2024

Bima Arya Ditunjuk PAN Jadi Kandidat untuk Pilkada Jabar 2024

Nasional
Guru Besar UI: Ironis jika PDI-P Gabung ke Kubu Prabowo Usai Putusan MK

Guru Besar UI: Ironis jika PDI-P Gabung ke Kubu Prabowo Usai Putusan MK

Nasional
Tak Anggap Prabowo Musuh, Anies Siap Diskusi Bareng

Tak Anggap Prabowo Musuh, Anies Siap Diskusi Bareng

Nasional
Bersama Pertamax Turbo, Sean Gelael Juarai FIA WEC 2024

Bersama Pertamax Turbo, Sean Gelael Juarai FIA WEC 2024

Nasional
Tanggapi Putusan MK, KSP: Bansos Jokowi Tidak Memengaruhi Pemilih Memilih 02

Tanggapi Putusan MK, KSP: Bansos Jokowi Tidak Memengaruhi Pemilih Memilih 02

Nasional
Peringati Hari Buku Sedunia, Fahira Idris: Ketersediaan Buku Harus Jadi Prioritas Nasional

Peringati Hari Buku Sedunia, Fahira Idris: Ketersediaan Buku Harus Jadi Prioritas Nasional

Nasional
KPK Terima Pengembalian Rp 500 Juta dari Tersangka Korupsi APD Covid-19

KPK Terima Pengembalian Rp 500 Juta dari Tersangka Korupsi APD Covid-19

Nasional
Megawati Diyakini Tak Goyah, PDI-P Diprediksi Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Megawati Diyakini Tak Goyah, PDI-P Diprediksi Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Digugat ke Pengadilan, Bareskrim: Penetapan Tersangka Kasus TPPU Panji Gumilang Sesuai Fakta

Digugat ke Pengadilan, Bareskrim: Penetapan Tersangka Kasus TPPU Panji Gumilang Sesuai Fakta

Nasional
Soal Peluang PDI-P Gabung Koalisi Prabowo, Guru Besar UI: Megawati Tegak, Puan Sejuk

Soal Peluang PDI-P Gabung Koalisi Prabowo, Guru Besar UI: Megawati Tegak, Puan Sejuk

Nasional
Jokowi Minta Kepala BNPB Cek Masyarakat Sulbar yang Belum Dapat Bantuan Pascagempa

Jokowi Minta Kepala BNPB Cek Masyarakat Sulbar yang Belum Dapat Bantuan Pascagempa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com