"Setiap negara patut memberikan komitmennya guna memastikan pertemuan COP 21 di Paris berlangsung dengan sukses," kata Jokowi.
Indonesia berharap kesepakatan yang dihasilkan dalam pertemuan Paris akhir November 2015 bersifat ambisius, berkelanjutan, dan adil. Menurut Presiden Jokowi, sebagai negara berkembang, Indonesia telah melakukan aksi nyata dengan menegaskan komitmen pengurangan emisi sebagaimana tercantum pada "Intended National Determined Contribution" (INDC).
Komitmen yang diberikan Indonesia adalah mengurangi emisi 29 persen di bawah "business as usual" pada tahun 2030 dan 41 persen dengan bantuan internasional.
Presiden Jokowi meminta negara-negara maju memberi contoh dan dukungan dalam pengurangan emisi karbon. Ia juga menegaskan pentingnya negara maju memberikan dukungan bagi negara berkembang untuk mengatasi perubahan iklim.
Negara maju diharapkan dapat meningkatkan pendanaan, melakukan alih teknologi ramah lingkungan dan memberi bantuan pembangunan kapasitas.
Pada sesi Working Lunch on Development and Climate Change ini, Presiden Jokowi mengingatkan pentingnya negara maju untuk memobilisasi bantuan bagi negara berkembang sebesar 100 miliar pada tahun 2020 untuk mengatasi perubahan iklim.
Terakhir, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa prinsip "Common but Differentiated Responsibility" (CBDR) sekaligus "Respective Capabilities" juga harus dihormati dalam perjanjian perubahan iklim yang akan disepakati di Paris nantinya.
Presiden juga mengajak semua Kepala Negara untuk memberikan dukungan politis kepada para negosiator agar kesepakatan pada COP21 bisa dicapai tepat waktu dan segera diimplementasikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.