Namun, bagi Partai Hanura, persoalan nama koalisi tak lagi penting dengan konstelasi politik terbaru.
"Kalau urusan nama yang substansial itu saya kira urusannya Pak Hasto, Sekjen PDI Perjuangan, yang jadi pemimpin koalisi. Tapi menurut hemat saya, urusan nama itu tidak terlalu penting," kata Sekjen DPP Partai Hanura Berliana Kartakusuma saat dihubungi, Jumat (13/11/2015).
Wacana perubahan itu diperoleh dari Ketua Umum PPP M Rommahurmuziy. (Baca: Pimpinan KIH Temui Jokowi di Istana, Bahas Konstelasi Politik )
Pria yang akrab disapa Romi itu mengatakan setelah melihat konstelasi politik nasional, maka diputuskan untuk mengubah KIH menjadi Partai-Partai Pendukung Pemerintahan. (Baca: Malam Ini, Jokowi Kumpul dengan Pimpinan KIH )
Hanura, kata Berliana, tak akan mempersoalkan apabila Presiden memiliki keinginan untuk menambah kekuatan politiknya dengan mengajak PAN bergabung ke dalam barisan parpol pendukung.
Menurut dia, dengan begitu Presiden akan mendapat tambahan kekuatan di Parlemen. (Baca: Pimpinan KIH Temui Jokowi di Istana, Bahas Konstelasi Politik )
"Kita anggap kekurangan yang ada akan ditutupi dengan energi baru," ujarnya.
Selain itu, ia juga tak mempersoalkan, jika nantinya Presiden hendak memberikan jatah kursi menteri kepada PAN di Kabinet Kerja.
Menurut dia, perombakan kabinet merupakan hak prerogratif Presiden. (Baca: Ini Tanggapan Elite KIH tentang Menteri yang Layak Diganti )
Namun, Dia berpesan, agar nantinya orang baru yang dipilih Presiden merupakan orang yang memiliki kapabilitas dan kapasitas dalam bidangnya, untuk memperkuat efektivitas kinerja pemerintahan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.