JAKARTA, KOMPAS.com - Mendekati hari pemilihan dalam rangkaian Pilkada Serentak 9 Desember 2015, modus-modus kampanye terselubung semakin marak.
Tidak terkecuali modus kampanye terselubung melalui makanan, seperti yang terjadi di Sleman, Yogyakarta. Kampanye terselubung itu menggunakan cemilan legit Wingko.
"Model sosialisasi yang paling 'ngeri', ada wingko. Wingko ini nama kandidat, tapi dibuat menjadi snack. Dia produksi snack, di Yogyakarta, di Sleman," kata Peneliti Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), Sunanto, Kamis (5/11/2015).
Ia menambahkan, modus kampanye lain, misalnya dengan membuat turnamen futsal mengatasnamakan calon kepala daerah. Ini seperti yang dilakukan salah satu kepala daerah yang membuat Imam Cup.
Sunanto juga menunjukkan foto salah satu pasang calon kepala daerah dari Sulawesi Tengah yang tengah berfoto dengan sepasang pengantin sambil menunjukkan satu jari.
"Ke kawinan tapi menunjukkan begini. Nomor satu," ujar Sunanto sambil menunjukkan jari telunjuk. "Yang kawin juga menunjukkan nomor satu."
Selain mengkhawatirkan modus kampanye terselubung, ia juga mengkhawatirkan beberapa daerah yang pengawas pemilunya tidak melakukan pengawasan dengan benar.
Namun, ia menyatakan telah mengklarifikasi kepada Bawaslu sambil menyerahkan laporan pemantauan lengkap.
"Hasil pantauan kami yang tidak melakukan pengawasan Jember, Depok, Kota Semarang. Semoga ini tidak benar. Karena kalau pengawas tidak hadir di sini maka kita khawatir proses pelporan dana kampanye tidak akan berimbang," tutur Sunanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.