JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinasi bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan, pemerintah kini mengalihkan fokus penanganan dari pemadaman kebakaran hutan menjadi operasi kemanusiaan.
Hal ini dilakukan karena berdasarkan prediksi, api tidak akan bisa padam sampai tiga minggu ke depan.
"Kami paham betul masalahnya, kami juga sudah lakukan langkah-langkah. Tapi bahwa api ini tidak mungkin bisa dipadamkan dalam 1-3 minggu ke depan karena kita harus bersama dengan hujan," kata Luhut dalam jumpa pers usai rapat terbatas tentang kebakaran hutan di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (23/10/2015).
Luhut menuturkan, pemerintah sudah melakuan berbagai upaya dengan menurunkan armada seperti pesawat BE 200 untuk melakukan water bombing. (baca: Jokowi: Harus Keras soal Izin Gambut!)
Upaya pemadaman titik api juga dilakukan melalui penyebaran cairan kimia di bawah tanah. Namun, upaya tersebut masih belum menujukkan hasil.
Menurut Luhut, upaya pemadaman juga terkendala tak adanya hujan. Kebakaran diperkirakan akan tetap terjadi karena fenomena El Nino yang sebelumnya diprediksi berakhir pada bulan Oktober, ternyata semakin lama hingga bulan November atau Desember 2015. (baca: Demokrat: Pemerintah Kurang Tanggap dan Terlambat Tangani Kabut Asap)
Dengan panjangnya fenomena El Nino, pemerintah kini mulai memikirkan operasi kemanusiaan untuk melakukan evakuasi penduduk yang berada di kawasan terdampak asap.
"Kami tidak mau ambil risiko. Operasi kemanusiaan sudah siap dilakukan, nanti akan ada inpres yang siapa akan berbuat apa. Presiden perintahkan go ahead untuk jalankan," kata Luhut. (baca: Di Tengah Bencana Asap, Mendikbud Sebut Pendidikan Nomor Dua)
Presiden Jokowi sebelumnya memerintahkan agar semua kementerian fokus menangani dampak akibat kebakaran hutan.
Jokowi menginstruksikan agar evakuasi mulai dilakukan dari perumahan warga menuju ke tempat perlindungan sementara di kantor-kantor pemerintah daerah. (baca: Jokowi Imbau Evakuasi Korban Asap Tak Perlu ke Luar Kota, Cukup di Kantor Pemda)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.