Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serunya Aksi Patroli Laut Petugas Imigrasi di Papua Barat...

Kompas.com - 16/10/2015, 06:26 WIB
Bayu Galih

Penulis

SORONG, KOMPAS.com — Sebagai negara kepulauan, upaya Indonesia dalam menjaga kedaulatan wilayah tentu merupakan sebuah tantangan yang tidak mudah dilakukan. Tantangan ini pula yang dihadapi Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, terutama para petugas yang berjaga di wilayah perairan, seperti Sorong, Papua Barat. 

Sorong merupakan sebuah pintu menuju surga pariwisata di Papua Barat, terutama menuju kawasan Raja Ampat. Umumnya, wisatawan memang masuk melalui jalur udara via Bandara Domine Eduard Osok.

Jalur ini terbilang bisa diawasi dengan mudah oleh petugas imigrasi. Dengan jumlah penerbangan sekitar 10 kali per hari, baik keberangkatan maupun kedatangan, petugas imigrasi masih bisa melakukan pemeriksaan dokumen milik wisatawan di bandara.

"Ini bandara domestik. Pemeriksaan dokumen sudah dilakukan dengan ketat di bandara kedatangan yang bertaraf internasional, misalnya Bandara Soekarno-Hatta. Jadi, kami tidak terlalu kesulitan," kata Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Sorong, Sigit Setyawan, Kamis (15/10/2015).

Namun, ada juga wisatawan yang melalui jalur laut. Sebagian bisa masuk dengan menggunakan kapal wisata atau kapal pesiar (yacht) dari berbagai titik, seperti Australia, Bali, atau Lombok. Oleh karena itu, petugas imigrasi pun harus mendatangi bermacam jenis kapal itu saat mengapung di lautan.

Patroli laut

Kompas.com berkesempatan mengikuti petugas Ditjen Imigrasi saat patroli laut, mendatangi para wisatawan via laut tersebut, Kamis (15/10/2015) sore, untuk mengecek kelengkapan dokumennya. Dengan menggunakan speedboat yang terbilang kecil, para petugas imigrasi itu keliling menyusuri perairan di sekitar Sorong hingga Raja Ampat untuk melakukan pengecekan dokumen wisatawan asing, memastikannya agar sesuai ketentuan.

Sekitar 200 meter dari Pelabuhan Sorong, kapal Ditjen Imigrasi mendatangi kapal pesiar bernama Two Angels, yang berbendera Marshall Islands, sebuah negara pulau di Samudra Pasifik. Di dalam kapal pesiar terdapat enam orang berkewarganegaraan Australia.

Saat dicek, enam orang itu sudah memenuhi persyaratan dokumen dengan visa kunjungan saat kedatangan (VKSK) yang diurus saat tiba di Indonesia pada 4 Oktober 2015. Selain memiliki VKSK, enam warga Australia itu juga memiliki dokumen yang lengkap sehingga tidak perlu waktu lama untuk petugas Imigrasi untuk berada di atas kapal Two Angels.

Patroli pun kemudian dilanjutkan dengan mendatangi kapal Sea Safari Cruises. Ini merupakan sejenis penginapan terapung, salah satu cara yang dapat dipilih wisatawan untuk menikmati Raja Ampat, jenis wisata yang biasa disebut wisata tirta. Biasanya, wisatawan memilih kapal jenis ini untuk mengelilingi sejumlah titik diving sambil berlayar selama 5 hingga 7 hari.

Berdasarkan data Kantor Imigrasi Sorong, ada 16 wisatawan Singapura yang akan menggunakan kapal Sea Safari Cruises. Namun, 16 wisatawan itu belum datang sehingga petugas imigrasi segera meninggalkan kapal berbendera Indonesia itu.

"Karena tugas, kami memastikan kelengkapan dokumen mereka. Karena belum ada WNA di atas kapal itu, jadi tidak perlu ada pemeriksaan," ujar Satoto, salah satu petugas imigrasi.

Matahari mulai beranjak turun dan siap terbenam. Para petugas imigrasi pun memutuskan untuk menyelesaikan patroli lautnya hari itu. Namun, masih ada satu kapal lagi yang disambangi sebelum merapat ke daratan. Kapal terakhir yang didatangi bernama Puti Raja.

Sama seperti Sea Safari Cruises, Puti Raja merupakan penginapan terapung yang digunakan wisatawan untuk menikmati wisata tirta di Raja Ampat. Saat didatangi, belum ada wisatawan yang ada di atas Puti Raja.

Menurut Josephine, pengelola sekaligus kapten Puti Raja, kapal itu baru akan digunakan wisatawan pada 18 Oktober mendatang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com