Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RJ Lino: Saya Di-"support" di Mana-mana

Kompas.com - 13/10/2015, 15:34 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Utama PT Pelindo II Richard Joost Lino mengaku tidak menyesal atas sikapnya yang sempat mengultimatum Presiden Joko Widodo, setelah kantornya di Tanjung Priok digeledah oleh Badan Reserse Kriminal Polri, beberapa waktu lalu. Sebab, RJ Lino merasa mendapat dukungan dari Presiden Jokowi setelah menyampaikan ultimatumnya itu.

Menurut RJ Lino, dukungan ini dapat dilihat dari efek setelah kejadian penggeledahan. Dia tetap aman di posisinya sebagai Dirut Pelindo II. Ini menyebabkan Lino membatalkan niatnya semula untuk mengundurkan diri. RJ Lino merasa mendapatkan banyak dukungan. (Baca: RJ Lino: Kasih Tahu Presiden, kalau Caranya Begini Saya Berhenti Saja Besok)

Selain itu, tidak lama setelah kejadian, Kepala Bareskrim Polri Komisaris Jenderal Budi Waseso dirotasi, dan kini menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional. Banyak yang mengaitkan rotasi itu dengan kasus Pelindo II yang ditangani Bareskrim. RJ Lino pun tidak menampik mengenai kemungkinan itu.

"Saya di-support di mana-mana. Akhirnya polisi itu yang diganti, bukan saya. Belum tentu dia juga enggak benar. Namun, itu setidaknya menandakan, 'Hey, this guy is doing correct' (Orang ini melakukan hal yang benar)'," kata Lino dalam wawancara khusus kepada Kompas.com di kantornya, Jakarta, Selasa (13/10/2015).

Lino menyadari sikapnya dalam mengultimatum Presiden mendapat kritikan dari publik. Selain itu, DPR juga memutuskan untuk membentuk Pansus Pelindo II yang salah satunya disebabkan oleh sikap tersebut.

Namun, dia mengaku tidak peduli dengan semua itu. "Saya enggak butuh publik suka sama saya. Saya seorang dirut BUMN. Saya bukan politisi yang ingin jadi gubernur atau anggota DPR sehingga harus memikirkan popularitas," ucap Lino.

Bagi Lino, yang terpenting adalah bagaimana bekerja sebaik-baiknya untuk membesarkan Pelindo II.

Lino lantas menunjukkan sebuah grafik yang menunjukkan peningkatan aset dan pendapatan Pelindo II setelah dia masuk pada tahun 2009 lalu. Menurut dia, prestasi inilah yang membuatnya tidak tidak takut hingga nekat mengancam akan mundur.

"Silakan orang mau demo apa di luar, tetapi kami tetap pertahankan apa yang ada di sini," ucapnya.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti membantah bahwa mutasi di jajaran kepolisian terkait dengan kasus yang ditangani Bareskrim, termasuk kasus Pelindo II. Badrodin mengatakan, pertukaran itu awalnya didasarkan pada situasi darurat narkotika di Indonesia. Oleh karena itu, hal tersebut memerlukan pemimpin yang mampu menegakkan hukum di sektor kejahatan narkotika. (Baca: Ini Alasan Budi Waseso dan Anang Bertukar Posisi Versi Kapolri)

"Kalau sudah teruji di Bareskrim Polri, artinya memberantas narkotika pasti lebih baik lagi. Terlebih lagi, ada program Indonesia bebas narkoba sehingga jabatan Kepala BNN harus kita berikan ke yang mampu mewujudkan itu," ujar Badrodin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com