"Itu bagus. Sebaiknya kita mulai mengatur agar energi besar masyarakat kita diorganisasi dalam sebuah latihan fisik yang baik," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (12/10/2015) malam.
Menurut Fahri, saat ini banyak program televisi yang justru mempertontonkan perilaku anak muda yang penuh canda. Di sisi lain, kebutuhan atas pemahaman nilai-nilai kenegaraan diperlukan bagi mereka untuk menghadapi masa depan.
"Coba kita lihat apa yang dipertontonkan hari ini? Ditonton oleh anak muda kita. Ketawa-ketawa di dalam TV, guyonan. Orang saling geplak kepala, lucu-lucuan gitu lho. Ini tontonan yang tidak baik," ujarnya.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera itu menambahkan, jumlah angkatan muda yang dimiliki Indonesia saat ini cukup besar. Jika hal itu tidak dikelola dengan baik, hal itu dikhawatirkan akan memberikan efek negatif bagi negara.
Seratus juta kader bela negara
Kementerian Pertahanan berencana merekrut 100 juta kader bela negara dari seluruh wilayah Indonesia mulai tahun ini. Hal itu dikatakan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu seusai menjadi pembicara kunci pada seminar nasional 25 tahun SMA Taruna Nusantara, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (12/8/2015).
"Saya harapkan 10 tahun ke depan sudah ada 100 juta kader bela negara. Kader-kader bela negara bertugas melakukan pertahanan negara jika sewaktu-waktu negara mendapat ancaman, baik nyata maupun belum nyata," kata dia.
Menurut Ryamizard, keberadaan kader bela negara sangat penting dan mendesak. "Karena saya melihat, belakangan wawasan kebangsaan kita sudah mulai luntur," kata dia. Ryamizard mengatakan, negara dengan sistem bela negara yang kuat akan membuat negara itu kuat. Indonesia akan menjadi lebih kuat jika memiliki 100 juta kader bela negara. Ryamizard mengatakan, membentuk kader bela negara sebanyak 100 juta kader akan dilakukan melalui program ketahanan negara di setiap kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Pada tahun ini, akan dimulai di 47 kabupaten/kota yang berada di 11 Kodam. "Perlu dicatat bahwa sumber daya manusia yang siap membela negara merupakan salah satu unsur dalam nilai kekuatan perlawanan bangsa," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.