JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri yang dikirim ke Mina, Arab Saudi, saat ini sedang berupaya membantu proses identifikasi jemaah haji asal Indonesia yang terkena musibah di Mina.
Dalam menjalankan tugasnya, tim dilengkapi peralatan canggih yang terkoneksi dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Elektronik.
Alat tersebut berupa mobile automated multi biometric identification system (Mambis). Mambis adalah sistem identifikasi multibiometrik otomatis yang digunakan untuk mengidentifikasi para korban. (baca: Dapat Akses dari Saudi, Tim DVI Targetkan Cepat Identifikasi WNI Korban Mina)
"Alat itu seperti mobile scanner untuk sidik jari dan iris mata yang mempunyai fasilitas hubungan internet," ujar Direktur Eksekutif DVI Polri Komisaris Besar Anton Castelani, melalui pesan singkat, Senin (5/10/2015).
Dalam penggunaanya, Mambis dihubungkan dengan internet menggunakan kartu sim atau wi-fi. Sambungan internet itu kemudian digunakan untuk mengakses basis data KTP elektronik yang dihimpun di Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri. (baca: Hanya DVI Polri yang Diberi Akses oleh Pemerintah Arab Saudi)
Meski demikian, menurut Anton, alat tersebut masih memiliki beberapa kekurangan. Salah satunya, penggunaan alat tersebut masih bergantung pada kondisi fisik korban yang hendak diidentifikasi. Alat itu hanya bisa membaca sidik jari yang kondisinya masih cukup baik.
"Tetapi, Tim DVI yang diberangkatkan ke Mina, memiliki kemampuan memperbaiki kerusakan pada kontur kulit di jari tangan, sehingga masalah tersebut dapat ditangani," kata Anton. (baca: Sekitar 1.800 Jenazah Dimakamkan di Al-Mu'ashim Mekkah)
Sebelumnya, sebanyak 10 personel Tim DVI Polri membantu proses identifikasi jemaah haji Asal Indonesia yang menjadi korban dalam musibah yang terjadi di Mina.
Adapun, tim yang diberangkatkan terdiri dari satu orang sebagai ketua tim, empat orang dari forensik, dua dokter gigi forensik, satu DNA forensik, dan dua orang dari Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (INAFIS) Polri.
Berdasarkan data terbaru pada Minggu (4/10/2015), sebanyak 100 orang anggota jemaah haji Indonesia teridentifikasi meninggal dunia. Sebanyak 154 anggota jemaah haji dilaporkan belum kembali ke pemondokan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.