JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo meyakini peristiwa pemberontakan seperti yang dilakukan Partai Komunis Indonesia (PKI) di masa lalu tidak akan terulang di Indonesia. Meski demikian, ia tetap minta semua pihak mewaspadai munculnya pergerakan kelompok seperti itu.
"Jangan sampai ada kurang kewaspadaan, meski saya yakin tidak akan kejadian lagi, dan saya berharap peristiwa G30 S/PKI ini tidak akan terjadi lagi di bumi pertiwi kita," kata Jokowi seusai menjadi inspektur upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya, Jakarta Timur, Kamis (1/10/2015).
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga menegaskan tidak akan meminta maaf pada keluarga PKI. Ia menampik rumor yang beredar mengenai rencana pemerintah yang akan meminta maaf pada keluarga PKI.
"Tidak ada pemikiran mengenai minta maaf, sampai detik ini tidak ada pemikiran ke arah itu," ujarnya.
Pada Rabu (30/9/2015), Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyatakan bahwa pihaknya telah mengetahui identitas pelaku penyebar fitnah terhadap Presiden Jokowi. Ia menganggap penyebar fitnah itu sudah sangat meresahkan karena menyebut Jokowi akan meminta maaf pada keluarga PKI. (baca: Istana Sudah Tahu Dalang Penyebar Fitnah Jokowi soal PKI)
Pramono mengungkapkan, penyebar fitnah diketahui berkat kerja sama dengan Polri. Pelaku diduga menyebarkan pesan berantai pada Selasa (29/9/2015), yang menyebutkan adanya agenda pertemuan Jokowi dengan keluarga PKI serta Gerwani di Gelora Bung Karno, Jakarta.
Saat ini, kata Pramono, belum ada langkah hukum yang akan dilakukan kepada penyebar fitnah tersebut. Langkah hukum baru akan dipertimbangkan jika penyebar fitnah tidak menghentikan perbuatannya. (baca: Identitas Penyebar Isu Jokowi Minta Maaf ke PKI Sudah di Tangan Polisi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.