Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawaslu Diusulkan Berperan dalam Mengawasi Pengelolaan Dana Parpol

Kompas.com - 28/09/2015, 22:35 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia Corruption Watch mengusulkan agar Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) diberdayakan dalam mengawasi pengelolaan dana partai politik. Menurut ICW, diperlukan sistem pengawasan yang terintegrasi terhadap pengelolaan dana bantuan partai serta dana kampanye partai politik.

"Penting untuk diintegrasikan pencatatannya, pelaporannya. Kan kalau terintegrasi ada juga mekanisme punishmen. Yang terbayang bagi kami, kalau partai tidak menyerahkan laporan keuangan, (ada sanksi) bahwa dia (partai itu) tidak bisa dilibatkan dalam pemilu (satu putaran). Pembentukan lembaga khusus yang terpikir oleh kami adalah satu satunya di Indonesia, ada Bawslu," Koordinator Bidang Korupsi Politik ICW Donal Fariz di Jakarta, Senin (28/9/2015).

Menurut Donal, selama ini peran Bawaslu dalam mengawasi penyelenggaraan pemilu masih lemah. Padahal, Bawaslu merupakan lembaga permanen yang didirikan untuk mengawasi pemilu secara terintegrasi dari pusat hingga ke daerah. Donal juga mengatakan bahwa lembaga pengawasan pemilu yang permanen seperti Bawaslu hanya ada di Indonesia.

"Di negara lain enggak ada organisasi pengawasan pemilu, yang ada masyarakat mengawasi pemilu, dia bisa bikin relawan. Karena lembaga ini sudah kadung terbentuk, dia bisa ditransformasikan, salin baju. Diberdayakan, fungsinya diganti untuk tujuan ini," tutur Donal.

Mengingat fungsi pengawasan pemilu yang dilakukan Bawaslu belum maksimal, menurut Donal, lembaga tersebut perlu diberikan tugas ganda. Selain menjadi pengawas pemilu, Bawaslu dinilai perlu dilibatkan dalam memperkuat sistem pengawasan dana partai.

"Ini bisa menjadi tugas ganda, satu sebagai pengawas pemilu dengan batasan yang jelas. Kalau sekarang kan kerjanya banyak yang off side, masak PKPU bisa dibatalkan dengan surat edaran Bawaslu? Itu kan melampaui kewenangan," tutur Donal.

Dengan memberdayakan Bawaslu sebagai lembaga pengawasan keuangan partai, ICW berharap kemungkinan penyelewengan terkait dana-dana politik bisa berkurang. Misalnya saja yang berkaitan dengan sumber dana kampanye kandidat yang diusung partai politik.

Selama ini, menurut Donal, temuan-temuan mencurigakan terkait sumber pendanaan kampanye, cenderung tidak ditindaklanjuti hingga tuntas.

"Karena selama ini, selesai pilpres, pileg, misalnya pilpres kan ada RKDK, rekening khusus dana kampanye, itu selesai pilpres, selesai pileg, temuan-temuan enggaak ada kan yang tindaklanjuti, ada temuan yang tidak jelas ke Jokowi, ada temuan yang tidak jelas ke Prabwo, sekarang sudah enggak jelas lagi, Bawaslu enggak pegang lagi" ucap Donal.

Ia melanjutkan bahwa temuan-temuan yang muncul selesai pemilu tersebut dikhawatirkan menjadi daluarsa karena tidak ditindaklanjuti dalam waktu cepat. Padahal, menurut dia, sangat mungkin terdapat indikasi suap terkait sumber dana kampanye yang mencurigakan tersebut.

"Kayak pilkada, sangat mungkin mahar-mahar politik itu diberikan dua bulan tiga bulan setelah terpilih. Maka organ ini bisa bekerja pun setelah pemilu karena kan dia terus harus mengusut, (masalah sumber dana) ini isu sensitif," kata Donal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Nasional
Apa Gunanya 'Perang Amicus Curiae' di MK?

Apa Gunanya "Perang Amicus Curiae" di MK?

Nasional
Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Nasional
Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan 'Cawe-cawe' Pj Kepala Daerah

Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan "Cawe-cawe" Pj Kepala Daerah

Nasional
Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Nasional
Yusril Harap 'Amicus Curiae' Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Yusril Harap "Amicus Curiae" Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Nasional
Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Nasional
IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

Nasional
Yusril Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Yusril Sebut "Amicus Curiae" Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Nasional
ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com