Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Minta Arab Saudi Beri Akses Luas untuk Identifikasi Korban Tragedi Mina

Kompas.com - 28/09/2015, 12:36 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Presiden Teten Masduki mengatakan, pemerintah akan terus melakukan identifikasi terhadap korban tragedi Mina, di Arab Saudi. Menurut Teten, Pemerintah Indonesia meminta Pemerintah Arab Saudi untuk memberikan akses seluas-luasnya agar proses identifikasi itu berjalan cepat dan optimal.

"Pemerintah akan coba terus meminta Pemerintah Saudi untuk memberikan akses seluas-luasnya untuk kami melakukan pengecekan, melakukan penelusuran terhadap semua rumah sakit," kata Teten, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (28/9/2015).

Teten menuturkan, Pemerintah Indonesia juga meminta Saudi membuka akses informasi untuk membantu jalannya proses identifikasi. Setelah berhasil mengidentifikasi, pemerintah melalui Kementerian Agama dapat segera memberikan kepastian pada keluarga korban di Tanah Air. Pemerintah Indonesia meyakini Pemerintah Saudi akan membantu kelancaran proses identifikasi.

Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin yang berada di Saudi bertanggung jawab memastikan kelancaran komunikasi dengan otoritas setempat dan memberikan laporan secara berkala kepada Presiden Joko Widodo.

"Jadi saya yakini hal-hal itu tidak terlalu mengganggu karena Menag sudah di lapangan langsung melakukan koordinasi dengan pemerintah Arab Saudi," kata Teten.

Kesulitan

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Abdul Djamil mengakui, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menghadapi kesulitan untuk mengidentifikasi warga negara Indonesia yang menjadi korban dalam tragedi Mina. PPIH memerlukan lebih banyak waktu mengingat banyaknya korban dan berasal dari berbagai negara.

Lebih jauh, Djamil menyampaikan sejumlah kendala dalam proses identifikasi korban. Pada dua hari pertama setelah kejadian, kata Djamil, Pemerintah Arab Saudi menutup akses bagi pihak luar untuk mencari data-data awal mengenai korban. Hal ini dikarenakan pada dua hari pertama itu Pemerintah Saudi tengah melakukan evakuasi korban dan identifikasi awal.

"Kami baru mendapatkan akses ke tempat pemulasaraan jenazah pada tanggal 25 September 2015 pukul 23.00 waktu setempat," ujar Djamil.

Selain itu, proses identifikasi dan pencocokan data relatif sulit dilakukan karena foto kondisi jenazah cenderung berbeda dengan foto pada Siskohat dan E-Hajj. Tim Kemenag selanjutnya melakukan inventarisasi foto-foto yang diduga memiliki kemiripan dengan wajah-wajah jenazah.

Bukan hanya itu, menurut Djamil, banyak foto yang tanpa disertai identitas yang meyakinkan bahwa jenazah dalam foto tersebut adalah jamaah haji Indonesia. Dari proses identifikasi yang sudah berlangsung dalam tiga hari terakhir, Kemenag memetakan tiga kriteria korban dalam peristiwa ini, yakni jamaah yang meninggal dunia, jamaah yang cedera, dan yang belum kembali ke pemondokan.

Pada puncak haji, Kamis (24/9/2015), terjadi insiden saling desak yang menyebabkan 769 orang dari sejumlah negara meninggal. Iran merupakan salah satu negara dengan korban terbesar. Setidaknya, 136 anggota jemaahnya meninggal dan lebih dari 344 orang masih dicari.

Teheran mendesak Arab Saudi agar terlibat mencari warganya yang belum diketahui nasibnya sejak tragedi itu. Hasil identifikasi PPIH Arab Saudi, jumlah korban tewas anggota jemaah haji asal Indonesia bertambah menjadi 41 orang.

Kompas TV Kronologi Tragedi Jemaah Haji di Mina
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P 'Happy' di Zaman SBY...

TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P "Happy" di Zaman SBY...

Nasional
KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

Nasional
'Groundbreaking' IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

"Groundbreaking" IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

Nasional
Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Nasional
Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com