Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

17 Tahun Berlalu, Tragedi 1998 di Indonesia Masih Jadi Trauma Warga China

Kompas.com - 20/09/2015, 06:12 WIB
Sandro Gatra

Penulis

CHINA, KOMPAS.com - 17 tahun berlalu, peristiwa kelam 1998 di Indonesia rupanya masih menjadi trauma di sebagian rakyat China. Kedutaan Besar RI di China pun berupaya meluruskan pandangan tentang anti-China di Indonesia, yang masih ada dibenak warga China, khususnya kalangan muda.

Hal itu mengemuka dalam diskusi antara delegasi Majelis Permusyawaratan Rakyat RI dengan Duta Besar RI untuk China Soegeng Rahardjo di KBRI di Beijing, China.

"Karena memang peristiwa 1998 melukai, seolah-olah yang jadi korban adalah masyarakat Tionghoa," kata Soegeng menjawab isu sensitif apa yang ada di tengah rakyat China.

Delegasi MPR yang melakukan kunjungan kerja ke China adalah Ketua MPR Zulkifli Hasan, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Ketua Fraksi PDI-P di MPR Achmad Basarah, Ketua F-Golkar di MPR Rambe Kamarul Zaman, Ketua F-PKS di MPR TB Soenmandjaja, Ketua F-Hanura di MPR Sarifudding Sudding. Mereka didampingi Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Tiongkok Alim Markus.

Kunjungan MPR RI kali ini adalah kunjungan balasan terhadap kedatangan pimpinan MPR China ke MPR RI beberapa waktu lalu.

Soegeng mengatakan, pihaknya terus melakukan pendekatan lewat diskusi di kampus-kampus terkenal di China serta lembaga pendidikan lain. Kalangan muda China, kata dia, kemungkinan mendapat informasi mengenai tragedi 1998 lewat dokumentasi pemberitaan.

Menurut Soegeng, dalam setiap diskusi, pihaknya menjelaskan bahwa korban peristiwa 1998 di Indonesia bukan hanya warga keturunan Tionghoa, tetapi juga warga lainnya.

"Saya jelaskan itu bukan ditujukan masyarakat Tionghoa, tapi satu konflik politik yang tidak bisa dihindarkan," kata Soegeng.

Soegeng menambahkan, pihaknya juga menjelaskan bagaimana kondisi Indonesia saat ini. Kemudian, bagaimana pandangan Indonesia terhadap dunia, terutama China.

"Tapi menurut saya di mana pun ada kelompok-kelompok yang phobia (terhadap kelompok lain). Di sini juga ada, itu  biasa, yang harus kita berikan keterangan yang bermanfaat supaya mereka dapat mengubah cara pandang," kata Soegeng.

Dalam diskusi itu, Basarah menyinggung hal senada mengenai masih adanya phobia di tengah masyarakat Indonesia mengenai komunis, yang dikaitkan dengan peristiwa 1965.

Basarah menyinggung partainya sempat "diserang" isu komunis hanya karena punya hubungan dengan parpol komunis di China. Padahal, kata dia, parpol lain di Indonesia juga punya hubungan yang sama.

"Akhirnya berkembang jadi isu karena masih ada komunis phobia. Bagaimana perasaan elite di China mengenai itu?" kata Basarah.

Soegeng menjawab bahwa tidak ada masalah mengenai hal itu di jajaran pimpinan China. Saat ini, kata dia, pendekatan para pimpinan China bukan pada ideologi, tetapi bagaimana menciptakan kekuatan ekonomi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasdem-PKS Jajaki Kerja Sama Pilkada 2024, Termasuk Opsi Usung Anies

Nasdem-PKS Jajaki Kerja Sama Pilkada 2024, Termasuk Opsi Usung Anies

Nasional
KPK Duga Hakim Agung Gazalba Saleh Cuci Uang Rp 20 Miliar

KPK Duga Hakim Agung Gazalba Saleh Cuci Uang Rp 20 Miliar

Nasional
Gibran Bakal ke Istana Malam Ini, Bersama Prabowo?

Gibran Bakal ke Istana Malam Ini, Bersama Prabowo?

Nasional
Surya Paloh Sebut Nasdem dan PKS Siap Bergabung ke Pemerintahan Prabowo maupun Jadi Oposisi

Surya Paloh Sebut Nasdem dan PKS Siap Bergabung ke Pemerintahan Prabowo maupun Jadi Oposisi

Nasional
KPK Cek Langsung RSUD Sidoarjo Barat, Gus Muhdlor Sudah Jalani Rawat Jalan

KPK Cek Langsung RSUD Sidoarjo Barat, Gus Muhdlor Sudah Jalani Rawat Jalan

Nasional
Bertemu Presiden PKS, Surya Paloh Akui Diskusikan Langkah Politik di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Bertemu Presiden PKS, Surya Paloh Akui Diskusikan Langkah Politik di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Respons Jokowi dan Gibran Usai Disebut PDI-P Bukan Kader Lagi

Respons Jokowi dan Gibran Usai Disebut PDI-P Bukan Kader Lagi

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Doakan Timnas Indonesia U-23 Kalahkan Korsel

Wapres Ma'ruf Amin Doakan Timnas Indonesia U-23 Kalahkan Korsel

Nasional
Soal Ahmad Ali Bertemu Prabowo, Surya Paloh: Bisa Saja Masalah Pilkada

Soal Ahmad Ali Bertemu Prabowo, Surya Paloh: Bisa Saja Masalah Pilkada

Nasional
Prabowo Sangat Terkesan Anies-Muhaimin Hadiri Penetapan Hasil Pilpres 2024

Prabowo Sangat Terkesan Anies-Muhaimin Hadiri Penetapan Hasil Pilpres 2024

Nasional
Prabowo: Saya Enggak Tahu Ilmu Gus Imin Apa, Kita Bersaing Ketat…

Prabowo: Saya Enggak Tahu Ilmu Gus Imin Apa, Kita Bersaing Ketat…

Nasional
Prabowo: PKB Ingin Terus Kerja Sama, Mengabdi demi Kepentingan Rakyat

Prabowo: PKB Ingin Terus Kerja Sama, Mengabdi demi Kepentingan Rakyat

Nasional
Jokowi: UU Kesehatan Direvisi untuk Permudah Dokter Masuk Spesialis

Jokowi: UU Kesehatan Direvisi untuk Permudah Dokter Masuk Spesialis

Nasional
Cak Imin Titipkan Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Harap Kerja Sama Berlanjut

Cak Imin Titipkan Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Harap Kerja Sama Berlanjut

Nasional
Gibran Cium Tangan Ma'ruf Amin Saat Bertemu di Rumah Dinas Wapres

Gibran Cium Tangan Ma'ruf Amin Saat Bertemu di Rumah Dinas Wapres

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com