JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut tidak ada barter dalam upaya pembebasan dua warga negara Indonesia yang disandera kelompok bersenjata di Papua Niugini. Dua WNI tersebut berhasilkan dibebaskan Kamis (17/9/2015).
"Tidak ada sama sekali (barter)" kata Kalla di Istana Wakil Presiden Jakarta.
Kalla juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada Pemerintah Papua Niugini atas kerja samanya dalam membebaskan dua WNI yang disandera. Kalla menegaskan, upaya pembebasan WNI ini merupakan upaya bersama dengan pemerintah Papua Niugini. "Sekali lagi, ini kan upaya bersama ya, tentu Indonesia membebaskan tentu dengan persetujuan Papua Niugini, oleh karena itu kita berterimakasih atas kerjasama itu," ucap Kalla.
Upaya pembebasan telah dilakukan sejak Selasa (15/9/2015). Kedua pihak melalui juru bicara telah melakukan negosiasi, namun kesepakatan pertemuan selalu batal. Tentara PNG kemudian memutuskan untuk mengejar penyandera hingga ke dalam hutan.
Dua WNI bernama Ladiri Sudirman (28) dan Badar (20) yang disandera kelompok bersenjata itu merupakan penebang di perusahaan penebangan kayu di Skofro, Distrik Keerom, Papua Niugini. Selain menyandera Sudirman dan Badar, kelompok bersenjata itu juga menembak warga sipil lainnya, yakni Kuba.
Pada saat kejadian, Kuba sedang memotong kayu di Kampung Skopro, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom. Ia mengalami luka tembak serta panah dan masih dirawat di RS Bhayangkari.
Menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, upaya pembebasan kedua WNI terus-menerus dilakukan dengan berkomunikasi dengan Panglima Militer dan aparat Papua Niugini yang ada di Vanimo.
Komunikasi secara intensif juga terus dilakukan dengan Menteri Luar Negeri PNG. Selain itu, pembebasan kedua WNI juga tidak lepas dari komunikasi yang dilakukan Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Peter O'Neil. Presiden diketahui melakukan pembicaraan melalui telepon dengan O’Neill pada Kamis (17/9/2015) sekitar pukul 16.26 WIB.
Dalam percakapan itu, Presiden menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah PNG atas upaya yang dilakukan untuk membebaskan dua WNI yang masih disandera. Jokowi pun menyatakan bahwa Indonesia siap bekerja sama dengan PNG dalam mempercepat pembebasan sandera mengingat penyanderaan sudah memasuki hari ketujuh.
Sebelumnya, pihak penyandera disebut meminta barter dua WNI dengan dua kawan mereka yang ditahan di Papua karena kasus narkotika.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.