Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Jembatan, Pemerintah Targetkan 80 Persen Gunakan Bahan Lokal

Kompas.com - 15/09/2015, 23:04 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menargetkan proyek pembangunan yang menjadi program Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, khususnya pembangunan jembatan, menggunakan 80 persen bahan baku besi/baja dalam negeri pada 2016. Tahun ini, penggunaan bahan baku lokal baru 40 persen.

"Agar industri dalam negeri tumbuh, tentu dalam rangka pembangunan yang dilakukan Kemen-PU Pera seperti jembatan. Kita inginkan agar besi-besi baja menggunakan produk dalam negeri, itu yang dirapatkan bersama Menteri PU. Ini nanti kita lakukan formulasi bersama agar bisa dilaksanakan," kata Menteri Perindustrian Saleh Husin di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Selasa (15/9/2015).

Hari ini, Saleh mengikuti rapat yang dipimpin Wakil Presiden Jusuf Kalla bersama dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono terkait pembangunan jembatan. Hadir pula Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk Sukandar dalam rapat tersebut.

Basuki menyampaikan bahwa kebutuhan baja Kementerian PU-Pera tahun ini mencapai 1,8 juta ton. Angka tersebut baru mencakup kebutuhan jembatan yang diminta Kementerian Perhubungan.

Basuki juga menyampaikan bahwa tahun ini pemerintah akan membeli 100 jembatan gantung untuk anak-anak sekolah di daerah terpencil. Untuk memenuhi kebutuhan baja tersebut, Kementerian PU-Pera akan membeli dari perusahaan industri baja nasional, termasuk Krakatau Steel. "Kami juga tidak hanya dari KS (Krakatal Steel) tapi banyak produsen dalam negeri lain," ujar Basuki.

Di samping itu, Kementerian PU-Pera bersama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi akan mendesain standar pembangunan Jembatan. Dengan demikian, pelaksanaan proyek jembatan ini bisa dilakukan secara massal seperti halnya pengadaan tabung gas melon ketika itu.

"Kami bersama BPPT akan desain jembatan standar sehingga nanti dengan KS dan pabrik baja lainnya akan membeli sendiri. Kemudian kita serahkan ke pabrikan untuk dibuat jembatan sesuai standar yang didesain BPPT. Kemudian nanti pasangnya di mana sehingga bisa massal, seperti pembuatan tabung gas dulu," ujar Basuki.

Direktur Krakatau Steel Sukandar mengaku sanggup untuk memenuhi kebutuhan pembangunan jembatan. Ia mengatakan bahwa Krakatau Steel memiliki kemampuan memproduksi baja 3,9 juta ton per tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com