Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JK: Ali Wardhana Salah Satu Putra Terbaik Bangsa

Kompas.com - 15/09/2015, 06:36 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla melalui Juru Bicaranya, Husain Abdullah menyampaikan ungkapan bela sungkawa dan duka cita atas meninggalnya Menteri Keuangan era Orde Baru, Ali Wardhana. Kalla pun dijadwalkan melayat ke kediaman Ali Wardhana pada Selasa (15/9/2015) kurang lebih pukul 09.00 WIB.

"Pak JK menyampaikan belasungkawa dan duka cita sedalam dalamnya atas wafatnya Prof. Ali Wardhana, salah seorang putra terbaik bangsa," kata Husain melalui pesan singkat, Selasa.

Kalla pun mendoakan agar Ali Wardhana diterima amal ibadahnya dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Ali Wardhana wafat pada usianya yang ke 87 tahun, Senin (14/9/2015) sore. Selama hidupnya, Ali pernah menjabat menteri keuangan selama 15 tahun (1968-1983).

Jenazah Ali akan dimakamkan pada hari ini. Ali Wardhana lahir di Solo, Jawa Tengah, pada 6 Mei 1928. Ia dikaruniai empat anak. Istri Ali, Rendasih Ali Wardhana binti Sulaeman Sukantabrata atau Renny, meninggal di Jakarta pada 8 September 2000.

Selain menjabat sebagai Menteri Keuangan, Ali juga pernah menjabat sebagai Menteri Ekonomi, Industri, dan Pengawasan Pembangunan (1983-1988). Ia adalah salah satu sosok yang didengar sebagai penasihat ekonomi Soeharto. 

Ali pernah meyakinkan Soeharto untuk menutup bea dan cukai pada 1985 dengan alasan biaya tinggi di pelabuhan. Penutupan bea dan cukai diharapkan dapat melancarkan arus barang untuk menunjang kegiatan ekonomi. Ali, bersama menteri keuangan kala itu, Radius Prawiro, juga pernah melakukan kebijakan mendevaluasi nilai rupiah terhadap dollar AS hingga 45 persen. Nilai tukar rupiah yang kala itu Rp 1.134 melemah menjadi Rp 1.644 per dollar AS.

Belum lama ini, gagasan-gagasan Ali Wardhana yang disunting oleh mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, dibukukan dan diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas. Buku Buku berjudul A Tribute to Ali Wardhana itu berisi 15 pidato di forum Bank Dunia dan IMF, empat makalah yang pernah ditulis, dan pandangan dari 16 kolega Ali. Buku tersebut akan dipamerkan pada Pameran Buku Frankfurt, Jerman, 7-11 Oktober 2015.

Banyak pemikiran Ali Wardhana yang relevan terhadap persoalan ekonomi terkini. Dalam makalah berjudul "Penyesuaian Struktur di Indonesia: Ekspor dan Ekonomi Biaya Tinggi", Ali telah memitigasi sejumlah persoalan di bidang ekspor. Saat itu, dunia mengenal Indonesia sebagai negara yang menikmati keuntungan besar sebagai pengekspor bahan mentah. Namun, Ali telah mengingatkan bahwa hal itu tidak bisa diandalkan karena tidak akan berkelanjutan.

Oleh karena itu, Ali menegaskan pentingnya diversifikasi ekspor. Sektor dikembangkan dan harus beragam. Paling tidak, yang potensial adalah pertanian dan manufaktur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Nasional
Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Nasional
Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Nasional
Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com