"Saya yakin hutan itu lebih banyak dibakar ya daripada terbakar," ujar Gatot, seusai memimpin apel pasukan bantuan pemadaman kebakaran hutan, di Base Ops Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (10/9/2015).
Oleh karena itu, ia berencana mengeluarkan kebijakan soal deteksi daerah hutan yang berpotensi terjadi kebakaran pada 2016 mendatang.
"Begitu akhir musim hujan, kita sudah mulai memetakan, mana hutan yang berpotensi terbakar atau dibakar. Kita harus sudah menjaga daerah itu," lanjut Gatot.
Gatot berharap, dengan strategi itu, ke depan tidak akan ada lagi kebakaran hutan yang berdampak luas bagi kehidupan masyarakat.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, titik-titik api terdeteksi ada di wilayah Sumatera Selatan, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Pada 4 September lalu, Presiden bertemu dengan beberapa pejabat terkait untuk membahas penanganan bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan.
Pada pertemuan itu, Presiden menginstruksikan pemadaman menggunakan bom air, penegakan hukum, penanganan masalah kesehatan, dan pelaksanaan sosialisasi tentang bahaya bencana kabut asap bagi kesehatan.
Pada hari ini, TNI memberangkatkan1.050 personelnya ke Sumatera Selatan. Mereka diperbantukan untuk pemadaman kebakaran hutan di daerah tersebut. Para tentara ini diberangkatkan ke dua titik. Dua satuan setingkat batalyon mendarat di Palembang dan satu satuan setingkat batalyon mendarat di Jambi untuk memadamkan kebakaran hutan di wilayah Sumatera Selatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.